Linggom adalah sosok seorang mahasiswa yang aktif berorganisasi dan setelah tamat, dia juga masih aktif berorganisasi. Saat itu akan ada pemilihan ketua organisasi mereka. Segala dinamika tercipta saat itu, termasuk peran Linggom untuk memenangkan calon ketuanya. Selain kesibukannya di orgnanisasi, dia bersama seorang temannya juga membuat sebuah tempat belajar dan bermain untuk anak-anak dikampung asal mereka. Setelah beberapa kali memposting bahwa rumah belajar mereka membutuhkan beberapa dukungan berupa buku dan alat tulis. Sore itu, tiba-tiba Eka mengabari ada beberapa buku yang akan disumbangkan dan mereka berjanji bertemu sambil mengopi.
"anak muda, ada beberapa buku ini untuk adik-adik di pondok bacamu, kuantar atau jemput?" tanya Eka melalui pesan singkatnya.
"kujemput saja ya. kita ketemu disekitaran tempat tinggalmu, sekalian ngopi ya"balas Linggom.
Sembari memakai sepatu, Linggom menelpon temannya yang memang kebetulan mencalonkan sebagai ketua cabang di organisasinya tersebut untuk meminjam motornya.
"bg, aku minjam motor abang bentar ya? aku mau jemput buku ada yang mau donasi" pesan Linggom ke temannya itu
"aih, ini sudah jam berapa gom? Kan kita sebentar lagi mau buka rapat pemilihan" balas temannya
Sambo nama temananya tersebut. Sambo adalah seorang pemuda asal Kupang yang mencalonkan diri sebagai ketua yang sebelumya mereka telah sepakat bahwa Linggom lah yang akan menjadi ketua dan Sambo sebagai Sekjend, akan tetapi karena beberapa pertimbangan dan arahan para senior, akhir nya Linggom mundur dan mendukung Sambo sebagai Ketua.
"yaudah gom, pakailah tapi jangan lama-lama sebentar lagi juga kita akan memulai rapat dan pemilihan ketua" balas Sambo
Dengan buru-buru, Linggom pun bergegas menuju tempat yang telah disepakati bersama Eka. Setibanya, dia langsung memberitahu Eka bahwa dia sudah ada dilokasi.
"halo nona, aku sudah sampai ini" pesan Linggom kepada Eka melalui sambungan teleponnya
Tak berselang berapa lama, Eka tiba dan mereka berbicara santai sembari menikmati makanan dan minuman yang dipesan tadi.