Mohon tunggu...
TRI HANDOYO
TRI HANDOYO Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Penulis esai, puisi, cerpen dan novel

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Ikrar sang Pendekar (60), Cerita Duka

8 September 2024   07:26 Diperbarui: 8 September 2024   07:29 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Itu malam terakhir aku bertemu dengan mereka!" pungkas Cak Japa mengakhiri cerita dukanya.

"Aku pasti akan mencari pembunuh saudara seperguruan kita. Apakah Topo yang membunuh mereka, Cak?"

"Kemungkinan besar iya. Sebab selama ini Cak Woto tidak pernah bermusuhan dengan siapa pun. Begitu juga Ki Setiaji. Mereka malam itu hendak memberi hukuman kepada dukun pelet itu. Tetapi dukun itu juga tewas."

"Dugaanku hanya ke satu orang, yaitu Topo!"

"Kita belum punya cukup bukti. Tapi yang jelas, pembunuh Cak Woto itu pasti bukan orang sembarangan, ia memiliki ilmu yang lumayan tinggi! Aku dengar Topo Surantanu menguasai ajian Rawerontek yang sangat langka, jadi hanya dia satu-satunya manusia yang mampu membunuh Cak Woto! Tentu saja selain Mbah Kucing!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun