"Guk, tolong siapkan kereta!" pinta Ki Setiaji, "Cepat! Kita bawa Ajeng ke Cak Japa!"
Guk Subur yang segera menyadari apa yang terjadi, tanpa banyak bertanya langsung menyiapkan kereta kuda dan bersama mereka segera memacu menuju rumah Cak Japa.
Justru setelah mereka tiba di rumah Cak Japa, Ajeng malah tertawa nyaring seolah menertawai keputusan Setiaji.
Cak Japa mempersilakan mereka masuk. "Tenang saja, dia cuma berusaha menjatuhkan mental kita!" ujarnya dengan sikap tenang. Ia kemudian berdoa di samping Ajeng sambil menggerakan tangannya mengerahkan tenaga dalam.
Tubuh Ajeng mengejang sampai akhirnya berteriak minta ampun sejadi-jadinya. "Ampuunnn...! panaaasss...!"
"Siapa yang menyuruhmu?"
"Ampuuun..!"
"Katakan atau kau akan mati!"
"Topo Surantanu!"
"Kamu jin asuhan Mbah Myang Mimbe bukan?"
"Iya, tapi atas perintah Topo!"