Perabot rumah kami juga banyak yang berwarna oren. Rak sepatu, gantungan baju, tong sampah, tudung saji, bahkan sendok dan garpu. Papaku penggemar warna oren garis keras. Sampai-sampai papa dijuluki Mister Oren oleh teman-temannya.
 Oh, ya, namaku Elgrass. Saat ini aku kelas 5 SD di sebuah sekolah negeri. Aku selalu bersemangat saat tiba di sekolah. Bertemu dengan teman-teman dan bapak guru yang baik hati. Walaupun harus belajar sampai sore hari, tapi kami betah di sekolah.
"Elgrass, apa bekalmu hari ini?" tanya Raisya teman sebangku aku.
"Nasi goreng ikan teri. Ada telur dadarnya juga,"jawabku.
"Wah... wangi sekali! Pasti enak rasanya! Bolehkah aku mencicipinya sedikit?"
"Tentu saja boleh! Papaku yang memasaknya."
Aku dan Raisya berteman baik. Tidak jarang kami saling berbagi bekal. Rumahku dan rumah Raisya juga tidak terlalu jauh. Kami sering bermain dan belajar bersama.
 Aku tinggal di sebuah kota kecil di ujung selatan pulau Bangka. Namanya kota Toboali, yang terkenal dengan terasinya. Bumbu dapur yang aromanya wangi itu selalu menjadi buah tangan para wisatawan. Terasi Toboali akan membuat semua masakan menjadi lebih enak. Semua orang menyukainya.
Tinggal di kota Toboali sangat menyenangkan. Banyak tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi. Pantai yang indah, bukit yang permai, dan alun-alun yang ramai. Kota Toboali saat ini juga terkenal dengan Batu Belimbing dan Himpang Lima.
Makanan asli Toboali juga enak-enak. Ada lempah kuning yang pedasnya bikin ketagihan. Ada lakso yang gurih dan mi ikan yang nikmat. Martabak yang harum semerbak serta bolu kuci yang lembut. Tapi yang paling membahagiakan adalah ada keluarga yang menyayangiku di sini.
Suatu sore, papa pulang kerja dan membawa secarik kertas bergambar. Papa menyapaku yang sedang membaca buku cerita kesayanganku di sofa. Suara papa begitu bersemangat. Setelah meletakkan sepatu dan jaketnya yang berwarna oren, papa menghampiriku.