"Saya bersyukur dan senang ada siswi kita yang mampu menulis dengan baik. Ayo naik ke sini, Nak!"
Ibu Kepala Sekolah memintaku untuk naik ke atas panggung. Begini rupanya rasanya berdiri di atas sebuah panggung dan dilihat orang banyak. Ada perasaan senang bercampur gugup.
Papa ikut hadir sebagai undangan di acara itu. Papa dipersilakan juga maju ke panggung  dan berfoto bersama. Papa sangat bahagia dan tidak henti-hentinya tersenyum gembira. Putri cantiknya telah membuatnya bangga dengan bakat yang berguna bagi nusa dan bangsa.
"Selamat ya, Pak! Tolong didorong terus agar Elgrass tetap bersemangat berkarya!" pesan Ibu Kepala Sekolah kepada papa saat selesai berfoto bersama. "Oh,ya! Bulan depan ada lomba menulis cerita khusus untuk pelajar. Elgrass ikut ya mewakili sekolah kita!"
Papa menoleh ke arahku dan tersenyum.
"Baik, Bu! Aku sudah tidak sabar untuk ikut lomba lagi" kataku dengan penuh semangat.
"Dek, jika kamu ingin melihat dunia, maka membacalah! Jika Dedek ingin dilihat dunia, maka menulislah!"
Pesan papa yang akan selalu kuingat. Aku menemukan bakatku sekarang. Bakat yang tidak kusadari sebelumnya. Bakat menulis ini tidak akan aku sia-siakan. Kelebihan ini adalah anugerah dari Tuhan yang Maha Kuasa.
Kami pun bergandengan tangan pulang ke rumah. Kulihat buku "Bintang" itu tergeletak di meja kamarku. Aku meraih dan memeluknya dalam haru. Aku bagai mendekap "Bintang" dalam hidupku, papaku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H