Semua orang yang berada di ruangan itu melihatku. Termasuk Tante Bulan yang mulai berjalan menghampiri aku dan Ibu.
"Eh, Jeng Mora." Ucap Tante Bulan kepada Ibu. Mereka berdua pun saling bercipika cipiki.
"Jeng, saya mau Tanya. Di rumah jeng ada acara apa ya?" Tanya Ibuku.
"Ini, ponakan saya si Langit, baru pulang dari Barcelona. Sebelumnya, disana dia udah sekolah buat jadi fotografer. Aku sebenernya ngga terlalu ngerti sih jeng soal beginian, tapi yang jelas sepulang dia dari luar negeri, katanya dia pengen bikin pameran fotografi kecil-kecilan gitu di rumah." jawab tante Bulan.
"Eh ngomong-ngomong jeng kesini ada apa ya?" Tanya Tante Bulan.
"Saya mau jemput Widi. Saya kan baru pulang dinas ke Sydney, jadi saya mau ketemu anak saya. Biasalah ya jeng, Ibu itu ngga ketemu anaknya sebentar aja bawaannya kangen mulu." Jawab ibu dengan terus tersenyum. Tante Bulan membalas senyumannya.
"Oh silahkan silahkan Jeng. Kebetulan, acaranya juga udah mau selesai. Tapi jeng ngga akan ngopi-ngopi dulu gitu?" ucap Tante Bulan dengan penuh keramahan.
"Nggak jeng makasih. Saya pulang dulu ya."
"Iya jeng, hati-hati di jalan."
       Tak kusangka. Ibu bisa tau secepat ini. Awalnya, aku berniat untuk menginap di rumah Mentari bersama Tika, setidaknya untuk 1 malam saja. Tapi, belum juga kuhabiskan waktu di pameran fotografi ini, Ibu sudah menjemputku.
"Ibu kok bisa tau kalo aku ada disini?" tanyaku pada Ibu di dalam mobil. Ibu tidak menjawab. Dia terus memandang ke jalanan dan fokus menyetir.