Mohon tunggu...
Tia Cantika Rizkia
Tia Cantika Rizkia Mohon Tunggu... Lainnya - XII MIPA 5

Selamat Membaca!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Frans Kaisiepo dan Perjuangannya

21 November 2021   00:10 Diperbarui: 21 November 2021   10:34 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coordinating Secretariat for West Irian Affairs

JEDER

"Diam kalian semua dasar orang-orang lemah!" Teriak salah satu polisi bertubuh tinggi itu seraya dengan gerakan perlahan menodongkan senjata ke arah para peserta upacara. "Kalian itu bukan negara Indonesia dan tidak seharusnya mengadakan upacara tidak berguna seperti ini!"

Semua nya diam dengan raut khawatir begitu nampak. Begitu melihat sekeliling, banyak para polisi Belanda yang sudah siap dengan senjata di tangan mereka. Sekali saja ditarik, maka peluru akan meluncur dengan bebasnya.

Silas maju beberapa langkah, dengan wajah yang menunjukkan bahwa ia tidak takut dan merasa telah melakukan hal yang benar. "Tidak. Kami adalah Indonesia. Dan upacara ini memang harus kita lakukan setiap tahun nya saat hari kemerdekaan Indonesia."

"Dasar orang bodoh!" Pimpinan polisi Belanda itu lalu menatap beberapa anak buah di belakang nya. "Tangkap semua orang yang mengikuti dan bawa mereka semua ke penjara!" Perintahnya dengan lantang.

Dan tanpa hitungan menit, tangan Silas sudah di silangkan di belakang tubuhnya dengan satu orang polisi Belanda yang mendorong tubuhnya untuk melangkah maju secara kasar, tak ada belas kasihan. Tak ketinggalan satu orang pun, semua peserta upacara ini ditangkap dan di penjarakan.

Frans yang kebetulan saat itu tengah berada di luar kota, begitu terkejut saat mendengar kabar bahwa Silas, rekannya itu tertangkap karena telah mengadakan upacara pengibaran bendera merah putih.

Ini benar-benar membuat hati nya merasakan amarah. Namun meski begitu, ia harus sebisa mungkin menahannya. Karena sesuatu yang dilakukan dengan emosi tentu tidak akan menjadi baik. Justru jika begitu, maka bisa-bisa ia terjebak dalam emosi nya sendiri dan akan membuat suasana jauh lebih buruk.

***

Hujan yang semula hanya rintik-rintik kecil, kini berubah menjadi deras yang setiap kejatuhan nya begitu jelas terdengar di telinga. Riuh angin bak menyapa perlahan, juga sesekali berbisik halus.

Tangan Frans terangkat ke udara, bersentuhan dengan air tumpahan langit itu. Tak lama, lalu ia mendongak- menatap langit abu sore ini. Setelah diberi tahu jika dirinya ditunjuk sebagai pimpinan delegasi Nugini Belanda dalam Konferensi Meja Bundar ia benar-benar semakin dilanda kebingungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun