Mohon tunggu...
Tia Cantika Rizkia
Tia Cantika Rizkia Mohon Tunggu... Lainnya - XII MIPA 5

Selamat Membaca!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Frans Kaisiepo dan Perjuangannya

21 November 2021   00:10 Diperbarui: 21 November 2021   10:34 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Coordinating Secretariat for West Irian Affairs

Frans menoleh seraya tersenyum. Seolah hatinya baru saja mendapat sebuah dorongan. Semangat nya kembali berkobar berapi-api. Bagaimanapun Silas benar, kekuatan terbaik adalah sesuatu yang kita mulai dengan tekad baik pula.

"Malam ini, mari kita adakan pertemuan rahasia. Harus dengan secepatnya kita terlepas dari kekuasaan Belanda yang hendak memecah bangsa Indonesia," ucap Frans kemudian seraya merangkul Silas.

***

Cahaya mentari sudah tak nampak sejak beberapa waktu yang lalu. Waktu malam dimana langit terdapat bulan kini yang nampak. Seperti apa yang diperbincangkan tadi sore kala Frans dan Silas berbincang di teras depan rumah. Kini keduanya, juga beberapa lainnya tengah berada dalam satu ruangan yang biasa mereka jadikan sebagai tempat untuk mengadakan pertemuan rahasia.

Frans melagkah maju dan meletakkan kedua tangannya ke atas meja, menyangga tubuh nya dengan kepala yang tertunduk. "Hal pertama yang harus kita lakukan adalah membuat masyarakat Papua mau ikut dengan kita. Dalam perjuangan melawan bangsa Belanda yang hendak memecah bangsa Indonesia." Frans berucap bersamaan dengan kepalanya yang terangkat.

Akan tetapi, tentu tidak akan semudah seperti mengeluarkan suara dan berteriak-teriak mengobarkan semangat. Perjuangan ini mungkin atau bahkan pasti akan menimbulkan pertumpahan darah.

Ketegangan seakan semakin terasa. Apalagi Herman Wajoi kini mengangkat tangannya, menatap Frans dengan kening mengerut begitu nampak. "Frans, sadarilah. Kita ini hanya rakyat yang lemah. Sedangkan orang-orang itu punya kuasa tinggi. Mana mungkin rencana dan perjuangan kita ini berhasil?"

Suara lantang Herman yang menyuarakan kebenaran pahit membuat Frans dan juga yang lainnya semakin merasa cemas. Takut akan kegagalan.

Kemudian Silas melangkah mendekati Frans. "Tidak ada perjuangan yang sia-sia begitu saja. Kita harus mencoba dan berusaha sekuat yang kita bisa. Apa mau jika kita masih tercengkram dibalik tangan kekuasaan Belanda?"

Herman mengatur napasnya yang tersengal. Meski begitu ucapan Silas ada benarnya. Tapi entah kenapa ia benar-benar ragu jika semua rencana dan iming-iming keberhasilan yang Frans ucapkan itu akan membuahkan hasil.

"Dasar kau! Pemikiran yang kau punya hanyalah pemikiran negatif. Justru dengan bersama-sama, kita pasti akan bisa. Walau entah apa hasilnya nanti, setidaknya kita sudah berusaha," ucap Baldus Mofu dengan mata menajam menatap Herman yang kini sedikit tertunduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun