“O, ayahmu sakit? Kenapa tak diantar perika ke Puskesmas?” Tanya Pak MAntri.
Goni tersipu-sipu.
“Nunggu saya yang dari kota. Minum susu, satu di antara keinginannya saja, Pak MAntri,” kata Goni.
Keadaan menjadi lebih cerah. Apalagi, Bu Sari tidak lagi bersikukuh menjual susu yang tinggal satu-satunya.
"Terima kasih, ya Heri. Heri sudah berusaha menyelamatkan warga desa ini,” kata lelaki itu sambil mengacak-acak rambut Heri.
Heri hanya senyum-senyum. Ia pun meminta pamit. Lalu diikuti Gimin dan Ahmad. Kembali ke rumah nenek Kunti. Membawa gula yang dibeli lewat cucunya yang teliti itu.
***
Terilhami karya sahabat saya Noerochman, Pemalang