“Pak mohon bantuannya sudah saya tanya Pak Zulkifli tentang penjadwalan gelar perkara yang saya laporkan dan Pak Zul bilang bahwa dia belum menerima pengajuan dari penyidik padahal info dari Bapak sudah lama diajukan, mohon Bapak konfirmasi lagi dengan Wassidik. Trims Syahril Agoes“.
Lalu di hari dan tanggal yang sama itu juga saya mengirim sms ke nomor Bapak Zulkifli Bahar yang isinya
“Maaf pak, saya ingin menanyakan perkara nomor : LP/313/VIII/2013/RIAU/BKS/SEK-MDU tanggal 25 Agustus 2013, sudah sampai dimana penanganannya Pak?, dan mengingat bahwa perkara tersebut melibatkan oknum Kapolsek Cikampak maka perkara tersebut ditarik ke Polda dan berdasarkan informasi penyidik sudah diajukan untuk digelar namun pernyataan Bapak tidak ada menerimanya, mohon bantuan Bapak memeriksa berkas tersebut kembali sehubungan perkara tersebut sudah sangat lama. Trims Syahril Agoes. Pelapor “.
Kemudian sms tersebut saya teruskan ke nomor Bapak AKBP. Deny Siregar, Sik dan nomor Bapak AKBP. Daflius. Meski tidak ada satu pihak pun yang merespon sms saya tersebut namun saya tidak patah semangat.
Maka atas kesimpang siuran informasi tersebut saya kembali menghubungi nomor Bapak Kompol Syofyan, SH. MH, saya bermohon agar mobil dalam temuan saya tersebut disita untuk dijadikan barang bukti dalam pengembangan kasus tersebut, dan meminta agar upaya paksa dilaksanakan terhadap Sdr. AKP Dony Collin Samosir karena yang bersangkutan sudah berulang kali mangkir dari panggilan penyidik dan dalam pembicaraan tersebut Bapak Kompol Syofyan SH MH mengatakan,
“Saya sudah telpon Kapolsek itu dan meminta dia datang namun dia tidak mau, dan saya tanya soal mobil tersebut jawabannya ada pada saya, kemudian saya minta agar mobil temuan tersebut diantarkan ke Polda Riau, Dia jawab saya tidak ada biaya”.
Karena saya tetap mendesak, lalu Bapak Kompol Syofyan SH MH mengatakan,
“Polda tidak punya anggaran untuk perkara Bapak, karena perkara itu tahun2013 tapi kalo untuk perkara 2014 ada atau begini saja, Bapak sediakan sajalah mobil biar kita berangkat” tuturnya.
Namun saya jawab,
“Maaf Pak, saya bukan tidak mau bantu, hidup saya sedang susah, sedang untuk makan saja saya sudah payah”.
Kemudian dijawab lagi oleh Bapak Kompol Syofyan SH MH