"Daerah ini namanya Kintamani, danau yang sebelah sana itulah danau Batur. Daerah ini, dijuluki daerah berselimut kabut, terutama bulan november dan desember. Ini juga danau terluas di pulau dewata atau pulau Bali. Gunung yang sebela kiri itu, namanya gunung Batur. Sebelahnya lagi gunung Agung. Seperti dua gunung kembar kan?" kataku sambil tersenyum dan menunjukkan arah tempat-tempat itu.
Sesekali Ali Kaliyev beranjak meninggalkan kedai. Di luar, dia nampak sedang mengabadikan dengan smartphonenya, hamparan danau dan dua gunung yang sedang berbaring disisinya, berselimut kapas putih yang tipis.
"Ini wilayah pegunungan di provinsi Bali Utara. Sebentar kita akan sedikit berbelok arah selatan melewati daerah Kubutambahan di Boengkoelan. Kita bisa juga, melihat pemandangan laut disitu, sebentar. Hanya sedikit melalui pesisir pantai, pendek saja," kataku lagi. Â Kami berusaha tiba di wilayah tujuan Ali Kaliyev sebelum malam tiba.
"Mungkin sekitar 2 jam lagi dari sini kita akan tiba di Desa Pegayaman. Kita akan berbelok lagi, masuk ke arah pegunungan di Buleleng Utara." Lanjutku sambil menyelesaikan beberapa tegukan akhir kopi Kintamani yang tersisa dalam cangkir.
Udara dingin rasanya sudah hampir menusuk ke tulang, ketika kami tiba di gerbang Desa Pagayaman Kecamatan Sukasada. Gelap mulai merambah kebun-kebun warga. Beberapa pura besar dan kecil kami lewati, sepanjang perjalanan. Kami tidak bisa mengenali waktu melalui suara masjid.
Namun beberapa menit berselang, tampak sebuah masjid di ujung Desa, tidak jauh dari gerbang. Sedang membunyikan shwalat  jelang azan magrib.
"Kita boleh singgah di mesjid itu, mungkin saya akan shalat magrib disitu", kata Ali Kaliyev tiba-tiba, saat mobil melintas depan bangunan ibadah warga Islam di Desa Pagayaman.
Aku senang dengan permintaan itu. Agar suadara Ali Kaliyev bisa merasakan langsung obyek wisata yang diinginkannya ini. Berkunjung ke Desa Islam di pulau Bali.
Sebuah bagunan ibadah muslim. Gerbangnya berarsitektur khas Bali, tapi mesjidnya bangunan khas Jawa kuno. Beberapa warga sekitar nampak mulai berdatangan, untuk mengerjakan shalat magrib berjamaah. Ali Kaliyev juga sedang tekun membasuh muka dengan air wuduhnya.
Setelahnya, Ali Kaliyev tidak langsung masuk ke dalam masjid. Dia menyempatkan diri memandang-mandang di sekitar masjid. Mengamati warga yang sedang berduyung melangkah mendekati masjid. Kamera smartphonenya dia aktivkan sesekali, mengabadikan momen dan keadaan yang dia perhatikan.
Suara azan mulai dikumandangkan dari dalam masjid. Suaranya kedengaran nyaring dari toa yang bertengger di menara, depan kanan masjid.