Sebuah teori, yang secara matematis menghasilkan keluaran, nilai atau entitas dari asal yang sama, yakni dari probabilitas atau frekuensi harapan atas sifat-sifat, perilaku, bentuk dan varietas induknya, pewarisnya, orang tuanya atau generasi di atasnya. Pertanyaan besarnya, dari probabilitas atau frekuensi harapan yang mana spesies primata simpanse atau kera berevolusi ke homo sapiens lalu ke manusia utuh, sementara spesies sejenis simpanse atau kera masih hidup berdampingan dengan manusia sampai detik ini? Siapa survival of the fittest-nya jika manusia dan simpanse atau kera ternyata masih hidup berdampingan sementara jejak proses-(evolusi)nya hanya tinggal berupa fosil? Â Â
Probabilitas Lemparan Koin dalam Premis dan Analogi Nonkonlog Koin Berdiri Serta Kondisi Ekstrem Evolusi
Jejak evolusi yang harus ditelusuri untuk membuktikan simpanse atau kera berevolusi ke manusia jaraknya terlalu jauh. Ilmu pengetahuan atau sains dengan hitungan angka ribuan hingga jutaan tahun tentu mempunyai kecenderungan bias ekstrem hingga kesalahan fatal.Â
Para arkeolog dan palaentologi bahkan tidak dapat memastikan secara pasti usia fosil. Teknologi juga tidak bisa sepenuhnya diyakini dapat memberikan hasil yang valid. Human error atau manipulasi sangat mungkin terjadi demi validasi untuk pengakuan diri atas sebuah penemuan terkait ilmu pengetahuan atau sains.Â
Charles Darwin pencetus teori evolusi saja tidak mengatakan secara pasti bahwa evolusi yang dimaksud adalah simpanse atau kera sebagai nenek moyang manusia. Dari rentang waktu tiap jenis manusia purba yang ditemukan pun tidak didapat kesamaan usia antara pernyataan ilmuwan satu dan lainnya. Â Â Â
Sedangkan kausalitas evolusinya, antara simpanse atau kera dan manusia sampai hari ini masih hidup berdampingan dengan segala kesamaan dan perbedaannya yang mencolok. Lantas bagaimana hubungan kausalitas itu sekarang masing-masing berdiri sendiri dan hidup dalam wujud mahluk yang berbeda? Mengapa simpanse atau kera masih hidup berdampingan saat manusia telah jauh lebih cerdas dan lebih maju?Â
Maka hal yang paling mungkin tentang keberadaan manusia purba adalah bahwa mereka juga pernah hidup berdampingan dengan simpanse atau kera dan mengalami evolusi alami melalui proses variasi, reproduksi dan seleksi alam, yang bahkan dengan kondisi ekstrem evolusi sekalipun tidak akan melahirkan ciri-ciri, anatomi, wujud hingga perilaku sesempurna Nabi Adam, yang dalam konteks kreasionisme adalah manusia pertama.Â
Dalam frekuensi harapan, seleksi alam dan hereditas mendel, hasil keturunan dari proses variasi, reproduksi dan seleksi alam tidak akan melahirkan keturunan di luar dari ciri-ciri, anatomi, wujud dan perilaku induknya. Serupa dalam premis dan analogi nonkonlog hasil lemparan koin berdiri, kondisi ekstrem evolusi sekalipun akan seidentik dengan posisi koin berdiri dengan ciri-ciri, anatomi dan wujud yang tidak akan berubah, yang tampak masih akan sama yaitu gambar dan angka, hanya posisinya yang berbeda.Â
Karena itulah sekuel Film Planet of the Apes yang tidak mampu menghadirkan eksistensi Caesar, Koba, Raka, Proximus Caesar dan primata sejenis lainnya, yang bisa bicara dan membangun peradabannya sendiri layaknya manusia di dunia nyata sekarang, menjadi petunjuk dan rujukan untuk membatalkan teori evolusi Darwin dalam probabilitas lemparan koin.
Dan apabila teori evolusi yang dimaksud Kumaila Hakimah lewat @forbidden.questions-nya mengarahkan bahwa keberadaan manusia berasal dari simpanse atau kera bahkan ikan atau mahluk tunggal bersel satu. Ini merupakan sesat pikir dalam fanatik logika yang luar biasa melalui kecerdasan pikir yang dimilikinya. Apa anda sepakat dengan Kumalia dan bersedia dikatakan keturunan simpanse atau kera? Â
Referensi