Dahlan Iskan kembali menghubungi Kumaila, dan didapat informasi bahwa ternyata dia putri Prof Dr Achmad Mubarok. Kumaila enam bersaudara, dia sendiri yang wanita. Sang ayah alumni Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Mulai S-1 sampai S-3. Luar biasa.Â
Berdasarkan artikel Dahlan Iskan, latar belakang pendidikan, ilmu dan keluarga wanita cerdas ini jelas bukan kaleng-kaleng.Â
Tetapi apakah dengan keseluruhan latar belakangnya yang luar biasa, sebagian besar orang yang merasa iman, agama dan keyakinannya akan keberadaan Tuhan, yang juga dari sebagiannya telah lama dibangun sejak kecil dalam pergulatan batin dan nalar, yang kemudian menjadi terusik oleh kehadiran konten-konten kanal Youtube @forbidden.questions, hanya cukup diam dan tidak boleh membantah?
Suatu waktu muncul lagi sebuah konten dari @forbidden.questions di beranda jendela YouTube, yang tagline kontennya terbaca "Tuhan ada di mana?". Konten tersebut bertajuk "Di Hati atau di langit? Seri Tuhan-Tuhan Manusia Eps.2| Forbidden Questions. Dari sekian banyak komentar di kolom komentar konten tersebut ada sebuah komentar menulis:
"Teteh ini pernah bilang, aku ada karena ibu dan bapakku begituan. Lalu siapa manusia pertama misal diyakini nabi Adam, siapa yang begituan hingga melahirkan Adam? Jika masih bertanya Tuhan di mana setelah berabad-abad manusia tidak mampu menjawab secara rasional"
Dan beruntung komentar itu dibalas oleh kanal @forbidden.questions dengan balasan, "Kalau jejak adanya manusia kan masih bisa diteliti, evolusi bisa menjawab itu. Kalau Tuhan, segala yang berkaitan dengan Tuhan itu terlalu abstrak dan ga ada jejak keberadaan yang bisa diamati". Jawaban yang menarik dan cerdas. Tetapi apakah jejak teori evolusi (merujuk Darwin) bisa membuktikan bahwa keberadaan manusia bukan ciptaan Tuhan?
Teori Evolusi Darwin, Jejak yang Bisa Ditelusuri dan Jejak Evolusi yang Hilang
Menelusuri jejak evolusi tentu tidak sesederhana membuat suatu premis untuk meminta pembuktian seperti, "Aku (manusia) ada karena kera jantan dan kera betina begituan".Â
Begitu pun keberadaan Tuhan ketika dipertanyakan, "Tuhan ada di mana?", jawabnya tidak sesederhana "Dihati setiap orang beriman", "Di langit", atau "Tuhan ada di singgasana-Nya".Â
Entitasnya sama-sama tak bisa dihadirkan dalam hitungan detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun bahkan abad.
Evolusi merupakan perkembangan secara berangsur-angsur. Perkembangan atau perubahan yang terjadi secara bertahap dengan rentang waktu yang sangat panjang.Â