Noa berkata, "Jika Raka ada di sini, dia akan bilang kalau Caesar punya banyak pendapat soal ini. Apa dia benar? Bisakah kera dan manusia hidup bersama? Mae menjawab "Aku tidak tahu".Â
Sementara beberapa detik fokus kamera mengarah ke belakang tubuh Mae di saat perbincangan. Kamera fokus pada salah satu tangan Mae yang tengah menggengam pistol dan tampak ingin menembak Noa. Â
Bermula dari Salah Satu Konten Kanal YouTube @forbidden.questions dengan Tagline, Tuhan Ada di Mana?
Suatu ketika muncul sebuah konten di beranda YouTube, yang membuat siapa pun yang meyakini iman, agama dan keberadaan Tuhan terusik.Â
Konten itu datang dari kanal YouTube @forbidden.questions. Sesudah pertama kali menyaksikan dan selanjutnya menonton konten-konten lainnya dengan topik agama dan Tuhan, narasumber sekaligus pemilik kanal YouTube mulai dikenal sebagai wanita cerdas.Â
Mengutip sebuah artikel tulisan Dahlah Iskan di disway.id berjudul "Daging Babi", ia menulis, "Saya penasaran dengan wanita satu ini: pintar, cerdas, lima i, dan begitu berani melawan arus. Namanya: Kumaila Hakimah" di baris kalimat pertamanya.Â
Selanjutnya, Dahlan Iskan memuji dan menulis tentang latar belakangnya. "Kumaila sendiri --duh, cantik sekali wanita ini-- tidak pakai jilbab. Lebih tepatnya tidak lagi pakai jilbab. Awalnya terus berjilbab. Sejak remaja. Lalu tidak berjilbab total sejak 2019. Saat itu usianyi 27 tahun. Kumaila bukan wanita sembarangan. Dia hafal Alquran. Sejak masih umur 12 tahun".
Kemudian Dahlan menghubungi Kumaila, dan menulis, "Ia tinggal di  Jakarta. Dia hidup dalam keluarga yang sangat religius. Sejak sebelum TK sudah belajar membaca Quran.
Lalu Kumaila dimasukkan ke madrasah di Sukabumi, Jabar. Yakni Pesantren As-Syafi'iyah. Kumaila tumbuh remaja di Sukabumi. Sejak SD sampai SMA. Semua dijalani di As-Syafi'iyah.Â
Ketika tamat SMP Kumaila sempat tidak mau langsung masuk SMA. Kumaila menghabiskan waktu satu tahun mengaji informal di Masarratul Muhtajin, di Banten. Lalu pindah ngaji ke Nihayatul Amal di Karawang. Lalu balik ke Sukabumi untuk menamatkan SMA di As-Syafi'iyah.
Berikutnya, "Penguasaan ilmu agama Kumaila lebih dalam lagi di perguruan tinggi. Kumaila memilih kuliah di Institut Ilmu Al Quran, Jakarta. Jurusan tafsir Alquran. Saat kuliah itulah sikap kritis Kumaila atas ajaran agama mulai mendapatkan tempat..."Â