Sore itu, karena butuh beberapa keperluan harian yang habis dan saya pengin beli buku bacaan, ... saya, suami dan anak kekota.
Setelah belanja di supermarket, kemudian kita mencari toko buku.
Kita memasuki sebuah toko buku yang lumayan ramai.
Pak tukang parkir mencarikan tempat dan memberikan aba-aba untuk parkir.
Tetapi suami malah selalu dan lebih memperhatikan si tukang parkir itu, ...
" Opo pa, kenek opo ? (Ada apa pa, kenapa ?) " tanyaku sambil juga memperhatikan tukang parkir itu.
" Kok koyok ... Bakri yo ?" agak ragu dia menjawab, tetapi tetap memperhatikan tukang parkir itu.
Sesudah parkir beres, suami segera turun, menyapa dan saya lihat tukang parkir itu merasa kaget, bingung dan risih, malah seperti salah tingkah - ewuh pakewuh (bhs.Jawa) kala suami memeluknya.
Saya dan anak juga segera turun dan dikenalkan pada tukang parkir itu, ternyata beliau memang pak Bakri, yang merupakan abang, sahabat dan teman seperjuangan suami waktu di "inferno Soerabaya " tempo doeloe.
Setelah saya dan anak selesai untuk keperluan kita ditoko buku itu, suami masih tampak asyik cangkrukan santai dengan pak Bakri dipos penjagaan parkir.
Ganti saya yang nyetir pulang hanya bersama anak, karena suami masih asyik ber nostagia dengan pak Bakri.