Betul-betul bisa menjadi sobat yang dipercaya bagi suami dan keluarganya, kemanapun akan melangkah.
Waktu itu keadaan Surabaya mulai memanas, bara sudah dipercikkan, meskipun jauh disana, tetapi imbasnya sampai  disini.
Amerika dengan sekutunya meradang pada Jepang dengan peristiwa Pear Harbour yang mengerikan, amat melecehkan, serta tragis juga.
Pasukan Sekutu terus memburu dengan geram pasukan Jepang dimanapun berada, termasuk yang bersembunyi di Indonesia.
Dan Indonesia yang baru saja memproklamirkan kemerdekaannya pada tgl.17 Agustus 1945 - masih amat belia.
Carut marut, compang camping, serta serba terbatas dalam segala, akibat dijajah Belanda  begitu lama, kemudian malah juga dijajah Jepang 3,5 tahun yang menyedihkan.
Keadaan waktu itu semua masih serba darurat, seadanya, istilahnya kita cuma punya modal nyawa dan dengkul, serta tekad/bondo nekad saja.
Tetapi kita  terpaksa harus menghadapi serangan tentara Sekutu yang terkenal dengan persenjataan yang canggih super dahsyat waktu itu.
Kemudian kita  juga harus menghadapi kegarangan pasukan Inggris, jagoan Perang Dunia ke-II, karena insiden peristiwa tertembaknya Jendral Mallaby di Surabaya.
Armada Inggris berang dan menyebarkan ultimatum pada tanggal 9 Nopember 1945.
Bahwa Indonesia dan rakyat Surabaya  harus menyerah dan bertekuk lutut tanpa syarat pada Inggris.