Suami ada didalam kota, bergabung dengan pasukan Arek Surabaya-nya.
Dan salah satu  kurir yang biasa bertugas menyelundup, masuk kota, jadi penghubung dengan mengirim perbekalan dan keperluan perjuangan Arek Suroboyo adalah Bakri.
Bersama beberapa temannya  hanya berbekal sepeda pancal butut reyot, tetapi dengan semangat tinggi dan berani mati mereka  menerobos masuk ke Surabaya yang selalu dijaga ketat oleh pasukan Sekutu.
Beberapa kali nyawa mereka diujung tanduk, bertaruh dari peluru musuh nyasar, menggila yang sewaktu-waktu bisa merenggut dan mencabut jiwa mereka.
Tetapi akhirnya pasukan Sekutu mengetahui adanya dapur umum dipinggir kota, yang meresahkan ini.
Tempat itupun di awasi, Â digerebek dan akhirnya diserang, diobrak-abrik sehingga ibu- ibu ketakutan melarikan diri, kalang kabut.
 Mereka kabur dengan susah payah, berjalan kaki ke daerah Mojokerto,  yang dikuasai oleh pasukan Republik Indonesia.
Tidak ada kendaraan, karena rel kereta api juga sudah dibom oleh pesawat Sekutu.
Saking mencekam dan tragisnya perjalanan itu.
Sampai sekarang peristiwa ini selalu diperingati dengan event jalan kaki Surabaya-Mojokerto yang spektakuler.
Sekutu makin meradang, karena ternyata rakyat Surabaya super bandel, tidak pernah mau menyerah.