Mohon tunggu...
Silvia Aprilia
Silvia Aprilia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

for school

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku sebagai Pendamping Hatta dalam Perjuangan Kemerdekaan

4 November 2021   16:00 Diperbarui: 4 November 2021   17:30 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

" Wah ada Pak Hatta, ayo Pak kita belajar lagi, seru sekali belajar bersama bapak. Kami yang tidak bisa sekolah disini, berasa mendapat kemajuan dalam bidang pendidikan karena jasa bapak", sahut salah satu anak lainnya dengan wajah kegirangan.

" Baik anak-anak, hari ini mari kita mulai pelajaran. Kali ini akan kita bahas asal-usul kenapa Belanda datang dan menjajah negeri kita ini", kata Moh. Hatta. Semua anak-anak duduk manis, mendengarkan cerita Moh. Hatta.

****

Desember 1941, perang pasifik pecah. Hatta dan Syahrir dipindahkan ke Sukabumi. Dengan rasa letih yang mereka hadapi berhari-hari akhirnya mereka dibebaskan dari masa hukuman. Semangat Hatta kembali pulih, dia aktif kembali dalam organisasi tanah air. Dukungan semangat yang mengalir bagai air sungai yang tenang tentu membuat Hatta merasa senang. Dia memikirkan cara agar negara Indonesia segera merdeka dan lepas dari belenggu jajahan. Satu hari libur dia habiskan untuk merefreshingkan pikirannya, dia pergi ke sebuah air terjun dan berendam disana supaya pikirannya tidak stress. Menghirup udara asri, suara air terjun yang mendamaikan hati serta pemandangan alam pohon rindang di sekeliling yang membuat sinar matahari tersayat-sayat masuk menembus dedaunan pohon.

Pada 3 Februari 1942, pemerintah Belanda menyerah kepada Jepang. Pada 22 Maret 1942, Hatta dan Syahrir dibawa ke Jakarta. Di masa in sudah berganti jajahan, kali ini di jajah oleh Jepang. Pada masa pendudukan Jepang, Hatta diminta untuk bekerja sama sebagai penasehat. Salah seorang kepala pemerintahan Jepang meminta Hata untuk menjadi penasehat, "Tuan Hatta, bagaimana jikalau Anda bekerjasama dengan kami sebagai penasihat?"

"Cita-cita bangsa Indonesia yakni untuk merdeka, terbebas dari penjajahan, dan menjadi negara yang adil makmur. Apakah Jepang akan menjajah Indonesia?", kata Hatta.

"Dengan keseriusan hati dan kejujuran kami, bahwa Jepang tidak akan menjajah negara Indonesia", kata Mayor Jenderal Harada.

Namun Hatta sudah mengetahui bahwa kemerdekaan Indonesia dalam pemahaman Jepang. Pengakuan Indonesia merdeka oleh Jepang perlu bagi Hatta sebagai senjata terhadap Sekutu nanti. Karena itulah maka Jepang selalu didesaknya untuk memberi pengakuan tersebut, yang baru diperoleh pada September 1944.  Ternyata Jepang mengingkari omongannya, mereka menjajah Indonesia selama 3,5 tahun. Pada masa pendudukan Jepang, Hatta tidak banyak bicara, dia sering diam membisu seperti batu. Tapi sekalinya dia bicara langsung membangkitkan semangat rakyat Indonesia. Terlihat selepas terjadi perang Asia Timur Raya, Hatta menyatakan pidatonya  di Lapangan Ikada, Jakarta 8 Desember 1942. Orang-orang berbondong-bondong memenuhi lapangan Ikada, dengan membawa papan sebagai rasa dukungannya terhadap Mohammad Hatta.

"Indonesia terlepas dari penjajahan imperialisme Belanda. Dan oleh karena itu kami tak ingin menjadi jajahan kembali. Tua dan muda merasakan ini setajam-tajamnya. Bagi pemuda Indonesia, ia lebih baik suka melihat Indonesia tenggelam ke dasar laut daripada mempunyainya sebagai jajahan orang kembali", kata Mohammad Hatta.

Orang-orang di lapangan Ikada bersurak-surak mendukung Mohammad Hatta. Mereka memberi tepuk tangan yang keras. Setelah selesai berpidato, dia bersalaman menghargai teman yang datang di rapat umum tersebut. Hatta pun segera pulang ke rumah dengan menaiki mobil kesayangannya. Sesampainya di rumah, Hatta segera berganti pakaian dan menikmati secangkir kopi sambil duduk di teras rumahnya. Dia lantas mengambil secarik kertas dan tinta untuk mengekspresikan pikirannya dalam sebuah tulisan sederhana. Setiap untaian bait kata, dia menghela napas panjang sambil meminum kopinya. Terdengarlah adzan dari surau terdekat, dia langsung masuk kedalam untuk bersiap-siap pergi ke surau.

Niat buruk pemerintah Jepang terlihat kepada Moh. Hatta, saat itu bulan November 1943, pimpinan Angkatan Darat Jepang di Indonesia berusaha membuang Hatta ke Tokyo supaya dia terpencil dari perkembangan perpolitikan. Puji syukur, rencana itu gagal karena perang pasifik yang kian berkecamuk dibarengi strategi perang sekutu dipimpin oleh Jenderal Douglas McArthur. Setelah kejadian tersebut, Hatta kemudian banyak terlibat pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada 1 Maret telah diresmikan oleh Jepang pembentukan BPUPKI yang dipimpin oleh Radjiman Wedyodiningrat dan beranggotakan 62 orang. Sidang pertama pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni di gedung Chuo Sang In. Keadaan di gedung sangat ramai dan kacau karena para pemimpin Indonesia berdebat dalam menentukan hasil sidang yakni dasar negara yang cocok untuk Indonesia.  Hasil sidang BPUPKI pertama yakni mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakkan nasional Indonesia yakni terdiri dari Ir. Soekarno, Dr. Soepomo, dan Moh. Yamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun