Mohon tunggu...
Silvia Aprilia
Silvia Aprilia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

for school

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku sebagai Pendamping Hatta dalam Perjuangan Kemerdekaan

4 November 2021   16:00 Diperbarui: 4 November 2021   17:30 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Digoel merupakan tempat terburuk yang pernah Moh. Hatta diami. Sebab daerah Digoel dibangun oleh seorang Gubernur Jenderal De Graeff pada 1927 sebagai tempat pengasingan tahanan politik. Termasuk Mohammad Hatta. Dia saat itu sudah memiliki siasat untuk kabur dari tahanannya di Digoel, tapi dia bingung karena akan melarikan kemana sebab tempat itu jauh dari daerah lain. Asalnya dia akan melarikan diri ke kepulauan Thursday, Australia tapi harus menempuh 500 kilometer menyusuri sungai Digoel yang seram banyak buaya dan binatang buas lain, diteruskan dengan melewati Selat Torres. Tapi rencana ini dia gagalkan karena akan sia-sia saja, sebab di Australia jika ketahuan dia ini seorang tahanan maka akan dikembalikan ke Digoel.

Sungguh malang sekali nasib sang Proklamator Indonesia ini. Karena dia seorang penulis, dia selalu dituduh sebagai orang yang melakukan tindakan revolusioner melawan pemerintahan Belanda. Saking seperti neraka nya, tempat ini membuat Mohammad Hatta menjadi bersifat agresif, dia cepat marah karena ketidaknyamanan dan kadang bisa membuat gila. Ditambah lagi suasana Digoel yang menyeramkan karena terpusat di daerah hutan yang rimbun dengan pohon lebat yang memicu banyak berkeliaran nyamuk-nyamuk, seperti nyamuk malaria. Moh. Hatta seperti putus harapan, dia selalu mengirim surat kepada adik iparnya untuk dikirimi barang yang dia butuhkan disana.

"Tidak sia-sia kau belajar jauh ke negeri orang. Ilmu mu tidak ada tandingannya, kau sangat cerdas dan multitlent bagaikan sebuah robotika yang canggih dan pintar", kata salah seorang anggota PNI sambil membuka lembaran buku yang dimiliki Hatta. Hatta tersenyum, senyumannya mampu membuat seisi dunia bersinar. Lalu menghela napas sambil mengucap rasa syukur kepada Tuhan atas nikmat yang sudah diberikan kepadanya. Seperti biasanya dia selalu menyalurkan hobinya dimana pun dia berada. Kali ini dia menulis sebuah buku yang berjudul "Pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan" serta "Alam Pikiran Yunani"

Berakhir sudah masa tahanan menyeramkan di Digoel, kini pada Desember 1935, Kapten Wiarda menjadi pengganti Kapten van Langen, dia menuturkan bahwa tempat pembuangan  Hatta dan Syahrir di pindahkan ke Bandaneira yang lebih aman. Disana mereka bertemu dengan Dr. Tjipto Mangunkusumo dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Di Bandaneira sangat bebas bergaul dengan para penduduk yang tinggal disana. Anak-anak disana merasa senang karena mendapat pelajaran yang tidak pernah mereka dapatkan sebelumnya.

" Masyaallah, kawan lama tidak berjumpa, apa kabar Pak Tjipto?", kata Hatta sambil bersalaman dengan Dr. Tjipto Mangunkusumo.

" Kabar baik, bagaimana denganmu?", ucap Dr. Tjipto Mangunkusumo tersenyum lebar karena dapat bertemu kawan lama.

"Seperti biasa, fisik baik tapi tidak dengan mental"

"Informasi yang aku dapatkan bahwa kalian berdua sudah beberapa kali ditahan oleh penjajah Belanda, kalian diasingkan", kata Mr. Iwa Kusumasumantri.

"Ya itu benar sekali kawanku. Setelah pulang dari Belanda, aku dan anggota PI ditangkap Belanda dan dituduh sebagai dalang partai terlarang. Lalu kami dibebaskan, tak lama setelah itu kami ditahan kembali di tahanan Glodok,  lalu Digoel dan sekarang dipindahkan ke sini, Bandaneira. Dan syukur berjumpa dengan kalian disini"

"Mohon maaf Pak Hatta, anak-anak di pondok sudah menunggu Bapak, mereka tidak sabar untuk mendengarkan cerita dari Bapak dan belajar banyak hal dari Bapak", kata asisten Dr. Tjipto Mangunkusumo. Moh. Hatta pun langsung menuju pondok menemui anak-anak untuk belajar bersama.

" Yeeee ada Pak Hatta, teman-teman kemari ada Pak Hatta", kata salah satu anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun