Mohon tunggu...
Silvia Aprilia
Silvia Aprilia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

for school

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku sebagai Pendamping Hatta dalam Perjuangan Kemerdekaan

4 November 2021   16:00 Diperbarui: 4 November 2021   17:30 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wakil negara ini diharapkan bisa menjadi penggerak bangsa dan ikut serta dalam urusan pemerintahan serta menjadi pendamping presiden dimanapundia berurusan. Untuk itu saya menyatakan bahwa Bapak Mohammad Hatta akan menjadi wakil presiden pertama Indonesia untuk mendampingi bapak presiden kita. 

Karena dilihat dari karakter bapak Hatta yang bijak, cerdas, tanggung jawab dan dia seorang penulis juga kutu buku memiliki banyak wawasan mengenai pengetahuan dunia. Jadi saya nyatakan pada hari ini Indonesia telah mempunyai pemimpin negara berjiwa nasionalisme tinggi yakni Bapak Ir. Soekarno sebagai presiden Republik Indonesia dan Bapak Mohammad Hatta sebagai wakil presiden Republik Indonesia", tepuk tangan hadirin dalam ruangan itu kian menggema.

"Tepat sekali. Presiden dan wakil presiden harus merupakan Dwitunggal", kata Soekardjo Wijopranoto. Ketika sudah menjadi wakil presiden pertama Indonesia, Hatta banyak berperan penting dalam perumusan berbagai produk hukum nasional serta berperan dalam pembentukan tentara Indonesia. Hatta yang selalu berpikir panjang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia, akhirnya dia membuat suatu usulan bahwa sebaiknya ibukota negara Indonesia di pindahkan ke Yogyakarta saja agar lebih aman dari ancaman Belanda. "Sepertinya Belanda mengetahui kemerdekaan Indonesia, saya yakin pasti diwaktu yang singkat ini Belanda akan datang ke Indonesia dan merebut kekuasaan kita. Maka sebaiknya kita pindahkan dahulu ibukota kita ke Yogyakarta supaya aman", usul Hatta sambil melipat tangannya diatas meja. "Saran yang bagus", kata Soebardjo "Bagaimana Bung?", lanjut Soebardjo bertanya kepada presiden Soekarno. "Saya akan memikirkan dahulu dengan matang, beri saya waktu", kata Soekarno. "Baik jika itu kemauan bung", kata Hatta. Presiden Soekarno pun menyetujui jika ibukota dipindahkan ke Yogyakarta.

"Saya selalu ada tugas di luar kota, jadi sebaiknya Tuan Hatta yang mengambil alih urusan saya di sini", kata Soekarno sambil menegakkan badannya. "Baiklah Bung, saya tidak keberatan mengambil alih urusan Bung disini. Bung diluar kota hati-hati saja. Kami di sini selalu mendukung", kata Hatta sambil tersenyum. Segeralah pergi Soekarno ke luar kota untuk menyelesaikan urusannya di sana. Tak berhenti sampai disini, ternyata Hatta sangat sigap dan cepat tanggap untuk berusaha mencari dukungan di dunia internasional untuk mengakui kemerdekaan Indonesia. Dua hari setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah Indonesia membentuk kabinet pertama yang meliputi 19 menteri salah satunya menteri luar negeri pertama Indonesia yaitu Ahmad Soebardjo. Mereka mengusulkan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dengan cara berunding melalui jalur diplomasi dengan Belanda agar mau mengakui kemerdekaan Indonesia. Perundingan pertama pada 17 November, cuaca saat itu kebetulan sedang turun rintik hujan, maka dari itu baju para pergerak diplomasi menjadi sedikit basah saat turun dari mobil. Perundingan ini diselenggarakan di markas besar tentara Sekutu di Jakarta.

Selang beberapa bulan, April 1946 di Hoge Valuwe, Indonesia mengirim diplomatik pertamanya ke Belanda. Misi ini menjadi misi awal serangkaian perundingan panjang yang akan dilalui Indonesia dengan Belanda. Setidaknya ada tiga perundingan yang dilaksanakan dalam mempertahankan kemerdekaan melalui jalur diplomasi yang dimana selalu diikut sertakan Mohammad Hatta di dalamnya. Pada Agustus 1946, India tengah terjadi kelaparan. Pemerintah Indonesia memberikan simpati dan empatinya kepada India dengan memberikan bantuan beras sangat banyak. Tujuan lain juga supaya India mengakui kemerdekaan Indonesia. Negara India pun membalas kebaikan Indonesia dengan cara mengirimkan obat-obatan, pakaian, serta mesin yang dibutuhkan Indonesia. Dan yang paling penting India adalah negara pertama yang mengakui kedaulatan negara Indonesia.

"Kami dengar di India sedang terjadi bencana kelaparan, bagaimana kalau kita pihak Indonesia memberikan bantuan beras kesana. Siapkan 10 ton beras untuk kita angkut ke India, segera berangkatkan secepat mungkin", kata Hatta menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan beras yang akan di kirimkan ke India.

"Baik tuan, kami laksanakan"

"Lapor, perintah Tuan Hatta bahwa Indonesia akan mengirimkan bantuan ke India sudah siap Tuan. Pesawat akan segera meluncur ke lokasi. Dan siap mengangkut beras", kata seorang lelaki berbaju hitam.

"Baik, langsung kirimkan tanpa berleha-leha", perintah Hatta. Pengiriman cepat sampai di India, mereka para penduduk disana segera memasak beras dari Indonesia. Pemerintah India mengucapkan banyak terima kasih kepada Indonesia dan dia berjanji bahwa akan membalas jasa kepada Indonesia. "Kirimkan obat-obatan, pakaian, dan mesin ke negara Indonesia. Ini sebagai tanda terimakasih kita kepada Indonesia yang telah mengekspor beras kepada kita. Siapkan pesawat dan angkut sebagian keperluan barang kita itu untuk disumbangkan kepada Indonesia", kata perdana menteri India. "Kami sebagai penduduk India berterimakasih banyak kepada Indonesia, dan hari ini saya mengakui kedaulatan kemerdekaan Indonesia", lanjut perdana menteri India.

"Sama-sama Tuan. Kami pun berterimakasih atas bantuan India untuk Indonesia serta mau mengakui kedaulatan Indonesia", kata Hatta sambil berjabat tangan dengan perdana menteri India itu.

Selang beberapa minggu, didirikanlah kantor Urusan Indonesia di Singapura, Bangkok, dan New Delhi untuk menjadi perwakilan resmi pemerintah RI, juga untuk menembus blokade ekonomi Belanda terhadap Indonesia. Maret 1947, diselenggarakan perundingan Linggarjati dan menghasilkan suatu keputusan yaitu diantaranya pengakuan RI secara de facto atas wilayah Jawa, Madura, dan Sumatera. Pihak RI dan Belanda setuju bentuk negara dengan pemerintahan federal bernama Indonesia Serikat serta dibentuknya perserikatan Indonesia-Belanda yang diberi nama Uni Indonesia-Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun