"Yang mengibarkan bendera sudah ada?"
"Sudah Bung, Trimurti yang akan mengibarkan bendera Indonesia"
"Bukan saya Bung, tapi anak didik saya Suhud dan Latief"
"Kalau begitu kibarkan bendera merah putih Indonesia ini dengan hati-hati, tumbuhkan rasa cinta kalian pada Indonesia, dan jangan sampai menyentuh tanah apalagi terbalik mengibarkannya"
"Siap laksanakan Bung!", ucap Suhud dan Latief.
Detik-detik proklamasi kian dekat, semua yang asalnya ramai bersorak-sorak, menjadi hening ketika Soekarno dan Hatta akan membacakan Naskah Proklamasi. Sebelum membacakan naskah proklamasi, acara kemerdekaan dimulai dengan pidato Soekarno.
"Saudara-saudara sekalian, saya telah meminta saudara-saudara hadir, disini untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia berjuang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak ada henti-hentinya.Di dalam zaman jepang ini, tampaknya kita menyadarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakikatnya kita tetap menyusun tenaga kita sendiri, tetapi kita percaya pada kekuatan senidiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air kita dalam tangan kita sendiri. Hanya bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangannya sendirikan dapat berdiri dengan kuatnya, maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-muka rakyat Indonesia. Permusyawaratan itu telah seiya- sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang waktunya untuk menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara ! Dengan ini kami menyatakan kebulatan tekat itu. Dengarkanlah proklamasi kami"
PROKLAMASI
Â
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain di selenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.