Mohon tunggu...
Silvia Aprilia
Silvia Aprilia Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

for school

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Buku sebagai Pendamping Hatta dalam Perjuangan Kemerdekaan

4 November 2021   16:00 Diperbarui: 4 November 2021   17:30 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 29 Mei 1945, Mohammad Yamin mengemukakan gagasannya tentang rumusan lima asas dasar negara Indonesia. "Saya Prof. Mohammad Yamin, S. H berdiri di hadapan saudara-saudara sekalian untuk mengemukakan gagasan saya mengenai dasar negara. Lima asas dasar negara Indonesia pertama Peri kebangsaan, kedua Peri kemanusiaan, ketiga Peri ketuhanan, keempat Peri kerakyatan, kelima kesejahteraan rakyat", kata Moh. Yamin sambil membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan kepada hadirin dan berjalan menuruni tangga panggung. Suara tepuk tangan dan surakan kesenangan para hadirin terdengar keras sampai-sampai membuat kaca gedung retak.

Setelah itu, pada tanggal 31 Mei giliran Dr. Soepomo yang mengemukakan gagasannya. "Selamat siang hadirin yang berbahagia, saya disini akan melanjutkan sidang penentuan dasar negara Indonesia yang sebelumnya gagasan pertama telah disampaikan oleh bapak Mohammad Yamin di atas sini. Tanpa mengulur waktu lagi, saya akan membacakan gagasan saya. Pertama persatuan, kedua kekeluargaan, ketiga keseimbangan lahir batin, keempat musyawarah, kelima keadilan sosial." Suara tepuk tangan hadirin di gedung tersebut makin ramai.

Kemudian setelah kedua pengerak bangsa itu mengemukakan gagasannya, terakhir pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyatakan gagasannya di hadapan umum. "Setelah saya mendengar gagasan dari kedua teman saya kemarin, hari ini kesempatan saya untuk mengemukakan gagasan saya secara mandiri dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Pertama Kebangsaan Indonesia, kedua internasionalisme dan peri kemanusiaan, ketiga mufakat dan demokrasi, keempat kesejahteraan sosial, kelima ketuhanan yang maha esa." Dari beberapa usulan tiga hari berturut-turut, gagasan Soekarno lah yang diterima dan diberi nama Pancasila.

Badan ini menyusun rancangan Undang-Undang Dasar yang dapat selesai pada Juli 1945. Tujuan utama BPUPKI ialah untuk mengkaji, mendalami, serta menyelidiki bentuk dasar yang cocok guna kepentingan sistem pemerintahan Indonesia pasca kemerdekaan. Jadi, BPUPKI tak lain dibentuk untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia. Sementara bagi Jepang, tujuan dibentuknya BPUPKI adalah untuk menarik simpati rakyat Indonesia agar membantu Jepang dalam perang melawan Sekutu dengan cara memberikan janji kemerdekaan kepada Indonesia. Jepang yang saat itu tengah mengikuti perang dunia II, sudah pasti perlu banyak sekali dukungan. Pembentukan BPUPKI tidak 100% tulus untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia, melainkan hanya butuh dukungan saja agar menang perang dunia II. Selesailah sidang BPUPKI pertama, lalu dilanjutkan sidang BPUPKI kedua. Disini mereka membahas mengenai rancangan undang-undang dasar, bentuk negara, pernyataan kemerdekaan, wilayah negara, dan kewarganegaraan Indonesia. Setelah  di BPUPKI, pada bulan Agustus Hatta juga terdaftar dalam pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). PPKI mencakup wakil-wakil dari Sumatera, Kalimantan, Indonesia Timur, disamping dari Jawa. PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dan wakilnya Moh. Hatta.

Kejadian lain menimpa Jepang kala itu, kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu dalam Perang Dunia II tanggal 9 Agustus 1945, disusul lagi pada tanggal 12 Agustus 1945 bom atom kedua mendarat tepat di kota Nagasaki. Kejadian itu membuat Jepang terpenganga, kecewa akan kekalahan dan kehancuran kota-kota miliknya. Kejadian ini menimbulkan penderitaan bagi rakyat Jepang. Kian hari, Jepang semakin lemah, pada 12 Agustus Soekarno dan Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman selaku wakil ketua BPUPKI terbang ke Dalat untuk bertemu Marsekal Terauchi.

"Selamat datang saudara Soekarno, saudara Hatta, dan saudara Radjiman. Saya sebagai utusan dari pemerintah Jepang menyampaikan suatu hal kepada kalian yaitu kami pihak Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada negara Indonesia sesuai dengan janji dari perdana menteri Kuniko Koiso.", kata Terauchi sambil membungkukkan badan dan mempersilahkan mereka duduk.

"Terima kasih. Menutur ucapan Tuan tadi, saya selaku ketua PPKI tidak keberatan dan kami ingin bahwa Indonesia cepat mendapat kemerdekaan dan bebas dari penjajahan ini. Ngomong-ngomong, dengan cara apa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia?", ujar Soekarno

"Kami pihak Jepang akan memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan dapat dilaksanakan beberapa hari ke depan semua tergantung PPKI", kata Terauchi

"Kami juga menyarankan agar Indonesia merdeka paling cepat tanggal 24 Agustus 1945", pinta Terauchi

"Tapi itu terlalu lama Tuan, kami ingin cepat memproklamasikan kemerdekaan, dan kami pihak Indonesia sudah sepakat akan memproklamasikan tanggal 17 Agustus", kata Hatta

"Kami pihak Jepang sudah sepakat untuk memberikan kemerdekaan pada tanggal 24 Agustus tidak ada bantahan apapun", tegas Terauchi dengan mata memandang kiri kanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun