Mohon tunggu...
silvia amanda
silvia amanda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - SILVIA AMANDA XII MIPA 5

hi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rekam Kehidupan

25 Februari 2022   13:21 Diperbarui: 25 Februari 2022   13:28 519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadis kecil ini sungguh berbeda dengan rekan-rekannya. Aruni terbilang anak yang cerdas, teramat malah. Di tengah ketidakmengertian ini, lihatlah Aruni justru sibuk bertanya. Bertanya tentang banyak hal.

"Kak lala, aku boleh nanya nggak?" Tanya Aruni dengan semangat.

"Kira-kira ayah bundaku kemana ya? Kok mereka nggak mau menemuiku. Padahal aku disini jadi anak baik lho. Aku selalu nurut kalo ka lala kasih aku perintah. Terus - terus aku kan anak pintar, rajin dan cantik"

Aruni yang bertanya dengan berapi api, berharap mendapatkan jawaban yang dia inginkan selama ini. Namun Jelas saja tidak ada jawaban dari Kak Lala, pengurus panti yang justru sedang sibuk membereskan sisa makan malam hari ini.

"Bisa ya tanyanya nanti? Sudah malam, kak lala lagi beres-beres. Jangan ganggu!" Bentak lala.

Yakin saja lala mungkin sedang kelelahan, tidak sengaja membentak Aruni. Menyuruh Aruni menyingkir. Gadis kecil ini kemudian pergi dengan hati yang terluka. Kembali ke kamarnya, disaat teman-teman yang lain belajar bersama-sama diruang tengah.

Aruni ingin sendiri. Aruni ingin bertanya langsung kepadaNya. Tanpa perantara. Aruna mulai mendongakkan kepalanya ke atas. Bertanya-tanya tanpa suara. Aruni menangis. Hatinya sedih, memeluk boneka kesayangannya lebih erat.

Setelah sekian lama meminta jawaban, Aruni perlahan menunduk. Pegal, kepalanya lama mendongak. Kalau anak-anak lain punya Ayah, kenapa ia tidak? Kalau anak-anak lain punya Bunda, kenapa ia tidak? Ia tidak pernah berharap banyak, ia hanya ingin malam ini ditemani oleh Ayah-Bunda. Bercerita bersama. Setelah itu mereka pergi ke pasar malam untuk sekedar membeli permen kapas kesukaaan Aruni. Mengapa tidak ada yang bisa memberikan penjelasan yang amat sederhana ini? Sama hal nya dengan satu orang yang Aruni percaya, dia tak kunjung memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Aruni.

BAB 2 

Aku Ananta

"Kau kemanakan uang-uang itu?!" Ujar seorang penjaga panti kolot yang mukanya sudah merah padam sedari tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun