"Ambil baju putih di lemari nomor 2, rok selutut warna hitam di lemari no 4, iketan putih di laci sama cardigan putih di lemari no 1." Ucap Chatrine tanpa ragu.
Ayu ternganga, "Tuan putri sungguhan. Eh siap aku ambilkan."
"Ok. Terima kasih aku udah siap, tolong anter ke bawah mau sarapan."
"Hah? Digendong?" Ucapnya kebingungan.
"Keep calm. Di sini ada lift kok." Chatrine tersenyum.
"Oh haha baru tau. Maaf ya." Ucap Ayu
Hari-hari Chatrine mulai berwarna sejak kedatangan Ayu, sudah dua bulan Ayu bekerja di rumahnya untuk mebantu Chatrine. Sifat Ayu yang ceria membawa perubahan bagi Chatrine.
"Ayu. Kamu kok bisa sih hidup susah kayak gitu. Kamu harus kerja padahal kamu lagi kuliah." Ucap Chatrine
"Iya. Emang kenapa lagian aku udah biasa kok hidup susah. Semuanya akan indah pada waktunya." Ucap Ayu sambil tersenyum.
"Aku salut sama kamu Yu. Aku jadi merasa malu, aku hidup serba mewah tapi tidak pernah bersyukur." Chatrine menepuk-nepuk pundak Ayu.
"Mulai sekarang kamu harus bersyukur ya Rin. Kamu cantik, pinter, berbakat. Kamu gaboleh sia-siakan hidup kamu." Ayu memeluk Chatrine.