KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kemajuan teknologi kesehatan digital dan kecerdasan buatan (AI) telah membawa dampak positif dalam meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas pelayanan kesehatan. Teknologi seperti telemedicine, aplikasi kesehatan, dan perangkat AI mampu memberikan diagnosis yang lebih akurat serta mempercepat proses perawatan pasien. Namun, perkembangan ini juga menghadirkan tantangan besar, terutama terkait dengan isu etika dan hukum.
Kasus robot bedah da Vinci menunjukkan bagaimana kurangnya pengawasan, pelatihan, serta transparansi dapat berujung pada pelanggaran etika dan membahayakan pasien. Selain itu, regulasi di Indonesia mengenai kesehatan digital masih belum komprehensif, sehingga berpotensi menimbulkan risiko lebih besar jika tidak segera diperbaiki. Oleh karena itu, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat untuk menciptakan kerangka hukum yang kokoh serta menerapkan prinsip etika yang kuat dalam penggunaan teknologi kesehatan digital dan AI.
B. Saran
1. Penguatan Regulasi
Pemerintah perlu mempercepat pengembangan regulasi yang komprehensif terkait teknologi kesehatan digital dan AI. Regulasi tersebut harus mencakup perlindungan data pasien, persyaratan kualitas produk, serta tanggung jawab hukum produsen.
2. Peningkatan Pelatihan dan Edukasi
Penyedia layanan kesehatan harus memberikan pelatihan intensif kepada tenaga medis mengenai penggunaan teknologi baru, termasuk AI dan perangkat digital lainnya. Ini penting untuk meminimalkan risiko kesalahan medis akibat kurangnya pemahaman teknis.
3. Transparansi dan Pengawasan
Perusahaan teknologi kesehatan wajib memastikan transparansi terkait potensi risiko alat medis mereka dan melaporkan masalah secara berkala kepada otoritas terkait. Pengawasan yang lebih ketat diperlukan untuk menjaga kualitas dan keamanan produk.