"Lalu, bagaimana melakukannya? Untuk bertemu saja kita tidak berani. Bagaimana bisa membujuknya?!"
"Kita minta bantuan pada kadal."
"Maksudmu kita menyuruh kadal agar membujuk sawa?"
"Bukan begitu. Kita menulis surat pada sawa. Kita katakana padanya bahwa bisa yang dimilikinya  itu sudah tidak sakti lagi. Jadi, percuma memiliki bisa kalau tidak sakti."
"Mana mungkin sawa percaya?"
"Kamu jangan bodoh. Kita buat surat itu seolah-olah dari Ki Sidarmaya."
"Guru sawa. Nah, dengan begitu, sawa pasti percaya. Lalu, segera membuang bisanya itu. Tanpa bisa, sawa tak akan punya kekuatan lagi. Kita tidak perlu takut padanya."
"Wah, ternyata pemikiranmu lumayan juga."
"Untuk memikirkan hal itu, aku butuh waktu sepuluh tahun."
"Sudahlah. Sekarang bagaimana cara memalsukan tanda tangan Ki Sidarmaya itu?"
"Datanglah ke pedepokan Pucangan secara sembunyi-sembunyi. Pasti kamu bisa menemukan tulisan dan tanda tangan Pertapa tua itu."