Mohon tunggu...
Sang Santri
Sang Santri Mohon Tunggu... Guru - Santri suka menulis

Menulis sebagai hobi, bermanfaat sebagai harapan, sekses semoga terwujud

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Melamar Guru Sendiri

15 Desember 2020   08:21 Diperbarui: 15 Desember 2020   08:26 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tapi dufannya tanpa ada antrian. Kamu harus menyewa semua wahana dufan untuk ibuk"

(Najih meng geleng dan menangis)( permintaannya keterlaluan sekali: dalam haati najih)
Tiba2 bu Andin memegang kedua pundak Najih kemudian berkata"Kamu sekarang belajar yang bener. Jadi yang anak yang pinter. Nanti kuliah yang pinter. Jadi orang sukses dulu. Baru setelah itu. Kamu datengi ibu lagi ya" (tentunya setelah ibuk sudah menikahi orang lain.)

"Iya baik bu saya akan banyak belajar sekarang."
"Ya sudah ibu masuk dulu ya trimakasih sekali Najih. Saya sangat menghargai pemberian kamu ini. Salam untuk teman2 ya sampaikan terima kasih saya juga." Bu Andin berdiri meninggal kan Najih di taman.
(Haduh dasar Anak sekarang salah gaul semua. Salah tontonan.  kebanyakan nonton sinetron) Ucap bu Andin dalam hati sambil menggelengkan.

#semoga  pesan2nya sampai

Khotibunnasi ala qodri uqulihim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun