"Nggak bisa harus dia. Sudah sana kalian temani biar si Ujang saya urus" kata ibu penjaga warung.
"Cepat sudah mau azan Subuh!" Perintah ibu penjaga warung.
Ara, Aku dan lainnya langsung bergegas menuju petilasan. Sambil jalan setengah kencang aku coba nengok ke belakang. Ibu penjaga warung dan Ray sudah tak ada di tempat tadi.
"Cepet bener ilangnya tuh nenek-nenek. Dibawa kemana si Ray?" aku membatin sambil mengikuti langkah kaki teman2 ke arah petilasan.
"Senter ke arah kiri Ara." Perintah Anto di belakang Ara.
Tampak sebuah kuburan. Wanginya sudah mulai berbeda dari tempat Sebelum.
"Sssist....jaga sikap!" Anto perintahkan seperti itu.
Aku dan lainnya angguk-angguk. Rasa takut mulai berkecamuk membekap perasaanku. Mungkin yang lain juga.
"Lo turun ya Ara ke sungai ini. Kita di sini nungguin Lo." kata Arda pelan.
"Iya...iya..senterin!" Ara mulai turun pelan-pelan. Tanah yang Ara injak mulai memantulkan cahaya akibat air embun.
"Pelan-pelan Ra!" kataku pelan.