Rino yang biasa berjalan kaki agak cepat, sekarang lebih cepat dari biasanya, cenderung berlari-lari kecil.
“Sori-sori rusuh euy, hehe, ti heula nya!” Rino menyapa cepat rekannya yang lain di tangga menuju lapang parkir kimia.
“Kamana No? Moal meng bal heula yeuh? Sasepak dua sepak lah.” Agus memprovokasi untuk main bola di lapang parkir kimia.
Rino terdiam. Hening. “Hayang euy.”
“Geus hayuu, ganjil lawan genap, buru!” Belum selesai Rino menimbang tawaran main bola, datang Mira.
“Nooo, mau bareng ke Bandung gak?” Mira menawarinya naik Kijang pribadinya. “Eh, tapi kita berdelapan ya Mei?” menoleh pada Mei dengan kalimat tanya.
“Udah penuh kali Mir. Bisa sih No, di atap yak.” Jawab Mei santai sambil terkekeh.
“Eh sori No, penuh ding hehe.”
“Gak apa-apa Mir, naik bis aja, mudah-mudahan masih ada.” Rino berharap masih ada bangku kosong sebenarnya.
“Emang masih ada ya No? Udah sore kali.”
“Mm… mungkin. Namanya juga H2C, Mir. Harap-harap cemas. Lu sih delapan orang. Bikin geng fashion jangan banyak-banyak coba. Hehe.”
“Ah elu No, geng fashion apaan sih.”