"Tempatkan kepalaku di atas pangkuanmu, sayang!"
"Ya, ya Kang Mas, " segera saja Nyi Mas Ayu menuruti permintaan suaminya. Tetapi sesaat wajah yang tampan itu sudah berada di pangkuannya, hal yang tak ia duga sama sekali terjadi.
Hati Nyi Mas Ayu terkesiap ketika Raden Sekartanjung tersenyum sambil berkata pelan sekali: "Terimakasih sayang, aku mencintaimu. Berhati-hatilah."
Dan mata Adipati Tuban yang sakti itupun terpejam untuk selamanya.
Kontan gegerlah istana Tuban mendengar tangisan yang meledak dari dalam bilik Sang Adipati.
"Kang Maaas ... !" Jeritan dari seorang istri yang kehilangan suami yang amat dicintainya. Tentu tak dapat dikendalikan lagi.
Orang-orang yang ada di sekitar pendapa terperanjat dan segera menghambur ke arah bilik Adipati. Namun terlambat, karena yang mereka dapatkan adalah dua sosok suami istri yang saling berpelukan. Sang suami telah menjadi jenazah sedangkan si istri telah dalam kondisi pingsan. ***
Keterangan :
- Kisah ini imajinasi belaka, namun diilhami dari kisah-kisah seblumnya.
- Penulis adalah pemerhati sejarah dan praktisi pendidikan di Tuban
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H