Mohon tunggu...
Rizkikazahra
Rizkikazahra Mohon Tunggu... Penulis - chill bro', chill vibes✨, with the cherry on top🍒

Live, chase, run, happy happy^^

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Beri Waktu, yang Termangu Akan Temukan Pelabuhannya

9 Februari 2021   20:45 Diperbarui: 9 Februari 2021   21:02 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Rhea terbangun dari tidurnya dan mengambil ponsel di tas abu miliknya. Dicarinya kontak bernama 'Ibu Gangga' lalu mengirimkan pesan panjang.

'Halo, maaf mengganggu waktu istirahat di larut mala mini. Aku Rhea Adisty, teman sekelas Gangga. Aku tahu ini membuat kecewa. Tapi aku rasa, ibu akan mengerti perasaan Gangga setelah melihat ini. Aku akan megirim beberapa hal.'

Dilihatnya beberapa tangkap layar yang dikirimkan oleh Rhea berisi chatnay dengan Gangga dari hari ke hari mengenai perasaannya.

'Aku tahu ibuku sangat menyayangiku. Dia selalu datang ke pertemuan sekolah dan mencarikanku tempat les terbaik. Dia selalu sibuk mengurusiku. Tapi aku berharap dia bisa mengerti perasaanku juga. Kadang aku berpikir, kehidupan yang kujalani ini adalah hidupku atau hidup iibuku? Aku ingin melarikan diri dari tempat ini. Aku ingn mati. Haruskah aku bunuh diri?'

Ibunya mengeluarkan air mata emasnya yang sangat deras. Kesedihan yang ia alami semakin membuat dirinya merasa bersalah akan anaknya itu. semua terluapkan dengan tangisannya yang sangat rintih. Bahkan, saat Gangga pulang ia masih meneteskan air mata karena belum habis semua kekeceawaan yang ada pada dirinya dalam merawat anak. Ia tidak memarahi Gangga yang sudah kabur dari rumah sejak itu. gangga melihat baru kali ini ibunya meneteskan air mata yang menunjukkan luka yang menganga sangat dalam di lubuk hatinya. Sejak saat itu, hubungan ia dan ibunya mulai baik kembali seperti biasanya.

 


Hari-H ujian masuk universitas... 

Tanggal 12 April pagi hari yang cukup dingin karena matahari masih malu-malu untuk muncul. Satu hari yang dapat menentukan nasib mereka. Di luar, terdengar para junior-junior yang menyemangati seniornya untuk ujian masuk universitas.

''Semampumu saja, kami tidak berharap banyak...'' Jisa bukan memberi Rhea semnagat, hanya saja pasti Rhea pun akan mengerti akan kemampuan dirinya. Namun, belum saja ia menyelesaikan kalimatnya tapi mulutnya di tutup oleh tangan ayahnya karena takut membuat Rhea menjadi rendah diri dalam satu hari penentuan ini.

''Sssttt... putriku, tidak perlu gugup. Lakukan saja seperti biasanya, ya! Semangat!!'' Ayahnya memberikan jinjingan kotak yang telah ibu Rhea masak untuk makan siang istirahatnya nanti dengan kertas kecil bertuliskan 'Kami menyayangimu Rhea, semangat. Makan sesuatu yang manis baik untuk membuat pikiranmu jernih.'

Tak mau kalah, ibunya juga menyerukan semangat pada Rhea sambil mengelus rambutnya diirngin kepalan tangan kirinya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun