Mohon tunggu...
Rizkikazahra
Rizkikazahra Mohon Tunggu... Penulis - chill bro', chill vibes✨, with the cherry on top🍒

Live, chase, run, happy happy^^

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Beri Waktu, yang Termangu Akan Temukan Pelabuhannya

9 Februari 2021   20:45 Diperbarui: 9 Februari 2021   21:02 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

''Kamu melakukan hal seperti ini saat periode ujian terhitung 101 hari lagi. Baiklah, ibu akan dengarkan.'' Ibunya berbicara dengan lembut mengharapkan anaknya itu mempresentasikan apa yang telah ia harapkan untuk masa depannya.

Gangga mencoba tetap tenang dan yakin atas apa yang akan ia kemukakan malem itu. berharap pula ibunya dapat mengerti dirinya sebab telah berhasil mencapai apa yang ibunya suruh. Sehingga, kini gilirannya untuk memilih jalan hidupnya sendiri.

''Kalau begitu, aku akan mulai. Pekerjaan di bidang perfilman dan cerita mengenai kesuksesannya. Pekerjaan di bidang ini adalah sutradara, produser, sutradara teater, serial, dan radio juga. Inilah bagian terpentingnya. Di 5 tahun ke depan, jumlah pekerja di dunia perfilman yang dibutuhkan akan terus meningkat. Pekerjaan yang terkait dengan bidang perfilman terhitung 68,9%. Banyak mahasiswa dari lulusan film mendapatkan pekerjaan yang berhubungan dengan film. Penghasilannya juga terus meningkat.''

Ia melihat wajah ibunya yang langsung berubah drastic seketika saat ia baru memulai paparannya itu. seketika wajah yang tadinya bak putri yang ramah itu langsung berubah menjadi monster yang sangat mengerikan. Seperti biasanya, ibunya mengepal tangannya yang didalamnya ada kertas yang Gangga beri. Matanya melotot mengarah pada Gangga menunjukkan banyaknya kekecewaan yang ia dapat hari ini dari anak kandungnya sendiri. Melihat ibunya seperti itu, ia langsung merubah lagi haluannya dan menghapus topik tadi.

''Aku akan masuk jurusan Bisnis Administrasi Hukum seperti yang ibu mau. Tapi, setelah aku masuk kuliah, aku ingin hidup sesuai keinginanku sendiri. Aku tahu ibu tidak suka aku menyukai perfilman, tapi aku tidak asal pikir saja. Aku juga meriset segalanya tentang kemuanku ini.''

Dengan situasi yang tidak mengenakan itu, hatinya terus berdebar-debar akibat apa yang telah ia katakan pada ibunya. Hal yang telah ia simpan sejak lama akhirnya keluar dari mulutnya dengan perasaan takut tapi berhasil ia lontarkan tanpa terbata-bata.

''Kamu tidak waras? Kamu tidak mengerti ibu? Ibu bilang tidak boleh! Ibu bilang, tidak boleh! Sutradara film? Kamu tahu bagaimana aku membesarkanmu? Untuk membuat kamu menjadi pengacara, agar kamu masuk ke Universitas Indonesia, aku menghabiskan waktu dan uang hanya untukmu. Aku lakukan segalanya sampai kamu ada di titik ini. Apa? perfilman? Kamu sudah gila? Jika ayahmu tahu tentang ini, dia akan pingsan karena ini!''

Plak! Tangan halus itu terlempar pada pipi sebelah kanan Gangga. Kali ini, rasa cinta pun dapat membuat seseorang melakukan kekerasan. Kekecewaan yang mengebom hati ibunya pun seketika juga menjadikan suasana semakin rumit dan tidak enak. Gangga tidak putus asa, ia terus meyakinkan ibunya. Bahkan, baru kali ini dirinya berani seperti ini. Bom waktu yang ia simpan sangat lama itu sudah hancur dilemparkan hari ini.

''Tapi itu bukan yang aku inginkan! Ibu menyeretku sampai sini karena keinginanku? Ini ambisi kalian! Ini keinginan ibu dan ayah! Ibu hanya ingin memamerkan anaknya yang pintar ini menjadi pengacara di depan orang lain. Bukankah itu yang kalian butuhkan? Ini bukan hidup ibu! Ini hidupku!''

Hati seorang ibu yang mengasihi dan memberi tanpa mengharap balasan kini sangat rapuh. Pecah bagai kaca yang dihantam barang berat seketika. Tidak akan bisa lagi ia tata dan perbaiki seperti semula.

''Aku sudah memberimu makan dan membesarkanmu dan segala yang kamu inginkan selalu dipenuhi. Kalau begitu, pergilah! Pergi dan jalani kehidupanmu! Aku ingin lihat bagaimana hidupmu. Hiduplah sesuai keinginanmu!''

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun