Mohon tunggu...
rini dwi andita
rini dwi andita Mohon Tunggu... Wiraswasta - Lulusan S1 ilmu komunikasi di Umy

Seorang ibu rumah tangga yang hobby menulis dan membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Orang yang Gagal

19 Oktober 2019   13:58 Diperbarui: 19 Oktober 2019   14:48 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: pinterest.com

Aku cari emak di belakang, ternyata emak sedang sibuk memasak di dapur.

" Mak....kok warung udah tutup tumben?" 

" Iya emak mau masakin makanan kesukaan kamu biar makanmu enak". Kata emakku.

Aku lihat ada sebaskom penuh ayam yang baru dibersihkan, emak memang selalu memanjakanku dengan masakannya. Dulu beliau selalu bilang kalo aku makannya enak, kenyang, maka badanku sehat, otak bisa semakin konsentrasi buat belajar.

"Siapa mak yang motong ayam tadi?" Tanyaku.

"Tadi emak minta tolong Pak Kardi tetangga sebelah", jawab emak.

"Kok emak ga nyuruh aku tadi?" Kataku.

"Kamu kan masih capek le, udah di depan sana, pak dokter kok bau asep", seraya menyuruhku ke depan. Ada nada bangga dibalik kata katanya tadi.

Yah emakku memang selalu saja ada alasan untuk menolak bantuanku, sehingga emak selalu mengerjakan pekerjaan seorang diri, ada saja yang beliau kerjakan, begitu sibuk. Masih juga diselingi melayani pembeli, hingga aku dan emakku jarang sekali mengobrol. Malamnya selesai makan, aku duduk duduk di teras, emak datang mendekat. Baru sebentar duduk tiba tiba telfonku berdering.

 "Siapa le?"  Tanya emak.  "Temen kerjaku mak". Kami membicarakan kasus salah satu pasien di rumah sakit. Emakku kulihat masih di sampingku, seolah menunggu telfonku berhenti. Tiba tiba emak mengisyaratkan sesuatu dengan gerakan tangannya. Aku mengernyitkan dahiku, seolah berfikir maksud isyarat emak. Emak mengulangi kembali sambil diiringi gerakan mulutnya yang mengeja sesuatu. Aku baru paham beliau pamit ke dalam. Mungkin beliau tau pembicaraan kami serius, makanya emak masuk ke dalam. Hampir 2 jam temanku menelfon, aku lihat jam di hpku pukul 9 malam. Aku segera masuk, kulihat emak sudah tidur di kamarnya. Tidak sedikitpun ada perasaan menyesal karena sudah membiarkan emak menungguku menelfon, yah karena aku memang tidak pernah terbiasa mengobrol dengan emakku, jadi itu kuanggap hal biasa. Aku langsung menuju kamar dan terdidur.

Paginya aku bangun kulirik jam teryata sudah jam 7, setelah sholat subuh tadi aku memang melanjutkan tidurku sehingga bangun kesiangan. Samar samar kudengar suara banyak orang mengobrol. Kudekatkan telingaku ke arah suara itu, sepertinya ada di depan rumah ini. Sambil mengerjap ngerjapkan mata kubuka pintu kamarku. Kulihat banyak orang di ruang tamu, ada sekitar 8- 10 orang, ada sebagian orang yang kukenal dan merupakan tetangga rumahku. Terdengar suara seorang ibu ibu, "Ealahhhhhh itu pak dokternya udah bangun", sambil menunjuk ke arahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun