Mohon tunggu...
Riffiana GaluhPratiwi
Riffiana GaluhPratiwi Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya seorang guru sejarah di SMKN 5 Kendal

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice Meningkatkan Kemampuan Bernalar Kritis dan Kreatif Menggunakan PBL pada Materi Peristiwa Rengasdengklok

20 Desember 2023   09:46 Diperbarui: 20 Desember 2023   10:07 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

LK 3.1 Menyusun Best Practices


Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

 

Lokasi

SMK NEGERI 5 KENDAL

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Kejuruan

Tujuan yang ingin dicapai

Meningkatkan kemampuan bernalar kritis dan kreatif menggunakan model Problem Based Learning  (PBL) dengan media Canva pada materi Peristiwa Rengasdengklok.

Penulis

Riffiana Galuh Pratiwi, S. Pd.

Tanggal

13 Desember 2023

Situasi: 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Latar Belakang Masalah

Dalam  pengajaran  Sejarah  , guru   lebih   banyak   menyampaikan materi  pelajaran  sesuai  dengan  buku yang   dipegang. Sementara   dalam pembelajaran Sejarah siswa mendapat porsi lebih sedikit daripada guru   bahkan   guru   harus   dominan dalam kegiatan belajar mengajar Belajar Sejarah berarti peserta didik   mampu   berpikir   kritis   dan mampu  mengkaji  setiap  perubahan lingkungan, serta memiliki kesadaran akan  perubahan  dan  nilai-nilai  yang terkandung   dalam   setiap   peristiwa sejarah.  Pembelajaran Sejarah  yang baik     adalah     pembelajaran     yang mampu  menumbuhkan  kemampuan siswa  melakukan  konstruksi  kondisi masa  sekarang  dengan  mengkaitkan atau  melihat  masa  masa  lalu  yang menjadi   basis   topik pembelajaran Sejarah.

Arends dalam Trianto (2007:68)  menyatakan  bahwa  PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran   yang   berfokus   pada siswa  dengan  menggunakan masalah dalam  dunia  nyata   yang  bertujuan untuk  menyusun  pengetahuan  siswa,melatih kemandirian dan rasa percaya   diri,   dan   mengembangkan keterampilan berpikir  siswa  dalam pemecahan masalah.

Beberapa teori yang melandasi model pembelajaran berbasis   masalah   (problem based learning) diantaranya teori John Dewey Setiap orang telah mempunyai pengalaman dan pengetahuan  di  dalam  dirinya  serta pengalaman    dan    pengetahuan    ini tertata dalam bentuk struktur kognitif Sugihartono dkk (2007: 105).

Teori David Ausubel   dalam   Rusman   (2012:244) membedakan antara belajar bermakna  dengan  belajar  menghafal. Belajar  bermakna  merupakan  proses belajar     dimana     informasi     baru dihubungkan dengan struktur pengertian     yang    sudah    dimiliki seseorang     yang     sedang belajar.Belajar   menghafal,   diperlukan   bila seseorang     memperoleh     informasi baru  dalam  pengetahuan  yang  sama sekali   tidak   berhubungan   dengan yang  telah  diketahuinya.  Kaitannya dengan Pembelajaran berbasis masalah adalah mengaitkan informasi     baru     dengan     struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.

Berdasarkan hasil wawancara dengan rekan sejawat penyebab siswa kurang dalam pembelajaran sejarah yaitu ada persepsi bahwa pelajaran sejarah membosankan karena banyak yang menghafal. siswa tidak paham dengan materi yang disampaikan dan proses pembelajaran berpusat pada guru dimana guru sebagai satu-satunya sumber belajar. 

Sehingga praktik baik yang sudah dilaksanakan dapat memotivasi diri sendiri dan juga untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dengan itu diharapkan bisa menjadi referensi dan motivasi bagi rekan sejawat untuk diterapkan pada pembelajaran dengan latar belakang dengan akar masalah  yang sama.

Melihat kondisi di atas, guru perlu merencanakan pembelajaran yang menarik dan lebih inovatif agar peserta didik lebih termotivasi dan dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik dari sebelumnya terutama pada materi peristiwa rengasdengklok.

Praktik ini penting untuk dibagikan karena berdampak baik pada keseluruhan proses pembelajaran meliputi:

Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadi ciri khas dari Kurikulum Merdeka. Untuk mendukung pengembangan karakter peserta didik sesuai dengan profil pelajar pancasila. Pembelajaran berbasis masalah  dianggap penting untuk pengembangan karakter siswa karena memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar melalui pengalaman (experiential learning).

Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dapat memberikan dampak :Pembelajaran lebih realistis dengan dikaitkan permasalahan sehari-hari, guru mulai terbiasa menggunakan pembelajaran inovatif, pembelajaran lebih berpusat pada siswa, hasil belajar siswa meningkat.

Dalam  proses  belajar mengajar  terdapat  beberapa  media  pembelaran yang dapat  meningkatkan bernalar kritis dan kreativitas siswa   terhadap   pelajaran,   salah   satunya dengan    media Canva. Media Canva membantu proses penyampaian materi dengan desain menarik dan mudah digunakan.  Sedangkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dapat digunakan dengan tahapan yang menarik. Oleh    karena    itu, media pembelajaran ini sangat cocok untuk meningkatkan motivasi belajar sejarah.

Peran dan tanggung jawab dalam praktik ini adalah

Guru menyusun rancangan pembelajaran sesuai dengan akar masalah yang ada, mempersiapkan pendukung pembelajaran yang dibutuhkan sehingga mampu menerapkan pembelajaran dengan model inovatif berbantuan media berbasis teknologi yang membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran dan menghasilkan pembelajaran bermakna yang akan terpatri lama dalam diri peserta didik.

Sebagai seorang guru mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan pembelajaran efektif. Dengan memberikan pembelajaran bermakna bagi peserta didik sesuai dengan solusi yang relevan. Memakai model pembelajaran lebih inovatif agar peserta diidk lebih termotivasi yaitu dengan model pembelajaran inovatif problem based learning (PBL) yang mengintegrasikan TPACK dalam pembelajaran menggunaan media canva akan mengembangkan cara berfikir tingkat tinggi peserta didik, sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dan secara umum akan mengatasi akar masalah yang ada.

Tantangan : 

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Setelah di lakukan analisis terhadap hasil kajian literatur dan hasil wawancara, serta dikonfirmasi dengan hasil pengamatan atau observasi dapat diketahui faktor penyebab rendahnya bernalar kritis dan kretaif belajar sejarah adalah:

Guru belum memahami penggunaan model pembelajaran inovatif.

Siswa kurang memahami konsep materi.

Siswa kurang tertarik  tentang materi yang sedang berlangsung, sehingga diperlukan pertanyaan pematik.

Proses pembelajaran masih berpusat pada guru.

Model pembelajaran yang digunakan belum tepat

Tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan di atas adalah

Berdasarkan hasil analisis terhadap penyebab masalah yang sudah ada, tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut adalah:

Merencanakan pembelajaran yang inovatif dan variatif untuk pencapaian tujuan pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL)

Mempersiapkan media Canva yang menarik dan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) sebagai upaya strategi pembelajaran yang tepat pada materi Peristiwa Rengasdengklok.

Memberikan pemahaman pentingnya materi pada kehidupan dan penyelesaian masalah pada materi.

Dalam mencapai tujuan pada praktik pembelajaran inovatif beberapa pihak yang terlibat adalah

  • Peserta didik sebagai komponen utama dalam proses pembelajaran.
  • Guru sebagai fasilitator, pengajar, sekaligus pendidik.
  • Dosen dan guru pamong sebagai pembimbing dan korektor dalam pelaksanaan praktik pembelajaran.
  • Kamerawan sebagai pihak yang berperan dalam pengambilan dokumentasi foto dan video selama praktik pembelajaran berlangsung.

Aksi : 

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut adalah

  • Koordinasi dengan kepala sekolah
  • Wawancara dengan berbagai pihak dan mengkaji literatur
  • Merumuskan solusi berdasarkan hasil wawancara dan kajian literatur
  • Menyusun rencana aksi yang akan dilakukan

Strategi yang digunakan dalam pelaksanaan aksi adalah

  • Model pembelajaran yang digunakan meliputi Problem Based Learning (PBL)
  • LKPD disusun berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam praktik pembelajaran
  • Media yang digunakan berbasis TPACK dan terkini seperti canva dan video pembelajaran.
  • Penilaian dilaksanakan dengan meliputi asesmen formatif dan reflektif.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan adalah

Pendahuluan

Peserta didik menjawab salam guru.

Peserta didik berdoa untuk memulai pembelajaran dipimpin oleh salah satu dari mereka. (Profil Pelajar Pancasila : Beriman)

Peserta didik mempersiapkan diri dan menjawab ketika guru mengecek kehadiran serta menanyakan kabar. (4C : Communication)

Peserta didik menerima informasi  materi yang akan dipelajari yaitu peristiwa rengasdengklok.

Peserta didik menyimak informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan rencana penilaian pembelajaran melalui Canva tentang tujuan pembelajaran dan rencana penilaian pembelajaran. (TPACK)

Peserta      didik    menyimak tayangan video motivasi  tentang pentingnya mempelajari matematika untuk kehidupan sehari-hari dan      mencermati motivasi tentang pentingnya materi peristiwa rengasdengklok untuk kehidupan sehari-hari melalui video. (TPACK; 4C : Communication)

https://www.youtube.com/watch?v=ASwt1k33YMY

Peserta didik menyimak infromasi tentang tahapan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.

Peserta didik menerima apersepsi, melakukan tanya jawab dengan guru mengenai materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

Peserta didik melakukan ice breaking untuk meningkatkan semangat belajar pada peserta didik

Inti

       Orientasi Peserta Didik  pada Masalah

Peserta didik menyimak tayangan Canva berkaitan dengan permasalahan Peristiwa Rengasdengklok. (TPACK, 4C : Communication; Profil Pelajar Pancasila : Bernalar Kritis)

  • Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik sebagai rangsangan untuk menyelesaikan masalah
  • Peserta didik diminta untuk menyampaikan beberapa informasi setelah menyimak video  pada Canva. (4C:Communication, TPACK)

       Mengorgani- sasikan Peserta Didik

Peserta didik duduk berkelompok sesuai pembagian kelompok.

Peserta didik dalam kelompok menerima LKPD mengenai Peristiwa Rengasdengklok. (4C : Communication, Collaboration ; Profil Pelajar Pancasila : Bernalar Kritis)

Peserta didik dalam kelompok diberi kesempatan untuk memahami petunjuk kegiatan yang terdapat pada LKPD Peristiwa Rengasdengklok. Jika terdapat kelompok yang belum memahami petunjuk LKPD maka diperkenankan bertanya kepada guru. (TPACK , 4C : Communication, Collaboration ; Profil Pelajar Pancasila : Bernalar Kritis)

  • Peserta didik dalam kelompok mengumpulkan informasi dari berbagai sumber (internet atau buku pendukung) dengan berdiskusi mengenai LKPD. (TPACK)

         Membimbing  penyelidikan individu dan kelompok

Peserta didik dalam kelompok melakukan penyelidikan dengan berdiskusi dan menerima bimbingan dari guru dengan menanyakan materi jika ada yang belum dipahami saat berdiskusi dengan kelompok. (4C : Communication, Collaboration ; Profil Pelajar Pancasila : Bernalar kritis, kreatif)

Peserta didik dalam kelompok mengidentifikasi masalah pada LKPD mengenai materi Peristiwa Rengasdengklok.

  • Peserta didik dalam kelompok menuliskan hasil diskusi yang diperoleh pada LKPD mengenai materi Peristiwa Rengasdengklok yang disajikan menggunakan canva. (TPACK)

         Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

 Perwakilan 1 atau 2 kelompok mempresentasikan hasil diskusi LKPD mengenai materi Peristiwa Rengasdengklok di depan kelas. (4C : Collaboration, Critical Thinking ; Profil Pelajar Pancasila : Bernalar kritis)

Peserta didik yang tidak presentasi memberi apresiasi kepada kelompok yang presentasi dan kelompok yang sudah presentasi merespon apresiasi guru dan teman dari kelompok lain.

       Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Peserta didik dari kelompok lain diberi kesempatan untuk bertanya atau memberikan tanggapan dari presentasi     yang telah dilakukan.

Peserta     didik    merespon apresiasi guru.

Peserta didik dari kelompok yang presentasi mengonfirmasi berdasarkan pertanyaan atau tanggapan yang disampaikan oleh kelompok lain.

Peserta didik menerima hasil konsep yang sudah diluruskan oleh guru.

Peserta     didik    dibimbing guru membuat kesimpulan mengenai materi  mengenai materi Peristiwa Rengasdengklok.

Peserta didik   melakukan evaluasi terkait materi mengenai materi Peristiwa Rengasdengklok dengan mengerjakan tes tertulis secara individu melalui link office 365.

Penutup

Peserta didik melakukan refleksi dengan menyampaikan pengalaman belajar selama proses pembelajaran hari ini.

Peserta didik menuliskan respon belajar pada pertemuan hari ini beserta alasannya dan ditempel sesuai emoji yang mewakilkan perasaannya.

Peserta didik merespon apresiasi  dari guru.

Peserta didik mendapatkan informasi    tentang materi      pembelajaran selanjutnya yaitu Proklamasi.

Peserta didik yang tidak hadir akan diberi informasi tentang materi yang dipelajari hari ini oleh guru melalui grup Whatsapp kelas.

Pembelajaran diakhiri dengan salam penutup.

Sumber daya dan materi yang diperlukan dalam praktik ini adalah

Bahan Ajar Peristiwa Rengasdengklok

Canva (Presentasi dan Video) Peristiwa Rengasdengklok

LKPD Peristiwa Rengasdengklok

Lembar Observasi Kegiatan

Asesmen Individu Peristiwa Rengasdengklok

Lembar Penilaian Diri

Video Motivasi

Laptop

Proyektor

Speaker

Papan tulis

Spidol

HP

Refleksi Hasil dan dampak 

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?  Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

Dari hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan oleh 25 peserta didik kelas XI DPB 2 dengan penilaian pengetahuan secara online melalui office 365. Untuk hasil dapat dilihat pada gambar berikut.

   Gambar 1. Hasil Asesmen Individu Rengasdengklok

Hal ini dapat dilihat dari hasil asesmen individu yang menunjukkan hasil rata-rata kelas mencapai 92.4 dengan nilai tertinggi peserta didik adalah 100 dan nilai terendah 79 serta ketuntasan nilai di atas KKTP mencapai 100% seperti yang terlihat pada gambar berikut.

Gambar 2. Grafik Hasil Belajar

Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah dengan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) dengan media canva yang menarik.

Dengan hal tersebut, maka pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan media Canva pada materi peristiwa rengasdengklok serta kegiatan tersebut dapat meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai tujuan pembelajaran. Melihat beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan strategi pembelajaran yang ditentukan tepat dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang telah dilakukan adalah

  • Perubahan tingkah laku peserta didik terlihat dari motivasi mereka dalam mengikuti proses pembelajaran
  • Peserta didik menjadi lebih antusias dalam belajar
  • Penerapan model dan media pembelajaran memberikan hasil yang efektif pada hasil belajar peserta didik
  • Respon rekan sejawat dan juga kepala sekolah yang turut menyaksikan praktik ini juga sangat positif dan apresiatif
  • Faktor keberhasilan dari praktik pembelajaran ini didukung oleh pemilihan model, metode, dan strategi yang tepat. Perangkat mengajar yang lengkap dan persiapan yang matang juga berpengaruh besar terhadap keberhasilam proses pembelajaran
  • Untuk mengajar dengan baik diperlukan analisis masalah yang dialami oleh siswa, menganalisis solusi, membuat perencanaan yang baik dan matang, serta melaksanakan praktik pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah disusun.

DAFTAR PUSTAKA

Arianti, A. (2019). Peranan Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Didaktika : Jurnal Kependidikan, 12 (2), 117-134. doi: https://mail.jurnal.iainbone.ac.id/index.php/didaktika/article/view/181

Marwoto, Marwoto. "Strategi Guru Sejarah dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah di Sman 10 Pekanbaru." Lentera: Jurnal Ilmu-Ilmu Sejarah, Budaya dan Sosial , vol. 5, tidak. 14, 2014, hal.26-31.

           https://www.neliti.com/publications/22979/strategi-guru-sejarah-dalam-meningkatkan-minat-belajar-siswa-pada-mata-pelajaran#cite

Mintarsih, FR (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Problem Based Learning Dengan Pendekatan Saintifik Pada Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xi Smkn 12 Surabaya. Jurnal Ilmu Sosial Indonesia , 1 (1), 43--54.

https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpips/article/view/1281

Sinaryati,A,T.(2017).Membangun Karakter Bnagsa dengan Pembelajaran Sejarah.vol 1 no.3.susunan Artikel pendidikan Unindra.

https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/SAP/article/view/1171

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun