"Semua butuh awal dan semua juga butuh proses.. Jika seluruh elemen yang ada bertarung secara sekaligus tentu akan banyak menimbulkan kerugian dan kehancuran. Kita mulai dan nikmati prosesnya seperti yang dikatakan Pangeran Diponegoro dari Mataram."
      "Raden Erucakra!" ucap Dalem
      "Ssstt!!" telapak tangan Abdi menutup mulut Dalem segera, namun terlambat semua orang di ruangan terlanjur melihat ke arah keduanya, begitu pula Imam Hassan.
      "Ah, ya begitulah gelar beliau di Mataram. Tempat asal kedua tamu kita ini," Imam Hassan melanjutkan, beberapa bisikan terdengar dari ujung.
      "Berdirinya Kesultanan Jaziratul Mamluk ternyata membuat tidak senang beberapa organisasi yang selama ini memang tidak mau Nusantara dipersatukan dengan kalimat tauhid."
      "Salah satu yang paling besar dan terkenal adalah yang menggaungkan namanya dengan sebutan Nusantara Timur Raya."
      "Berawal dari timur, tempat ini dulunya bernama Nugini kemudian menyebarkan pengaruhnya ke Pua-pua hingga ke perbatasan Uli Siwa."
      "Dibantu dari selatan mereka mampu mengembangkan persenjataan perang sehingga cukup merepotkan."
      "Oleh karena itu Mataram sering sekali melakukan patroli ke timur Nusantara terutama di sekitar Mamluk untuk mencegah serangan ke wilayah itu dan menunjukkan kepada mereka persatuan yang kokoh diantara kerajaan-kerajaan Nusantara."
      "Nah, mata-mata adalah bagian yang tak terpisahkan ketika dua pihak saling berperang atau bermusuhan terutama bila itu melibatkan satu organisasi besar seperti kerajaan dan kesultanan."
      "Sepertinya mereka tidak menginginkan Malaka untuk ikut campur di Mamluk dan mencari suatu informasi yang penting," matanya ke arah Sultan Mahathir.