Isma
….
Setelah lumayan lama kegiatan belajar berlangsung terdegar sayup-sayup bell berdentang berdering dua kali waktu istirahat telah tiba. Ibu kantin sudah siap untuk disbukkan oleh anak-anak meemsan makanan dan minuman.
Tidak seperti biasanya, sekarang isma lagi suka menyendiri di mushala atau perpustakaan. Biasanya Isma akan bergabung dengan Awan dan Arman. Awan dan Arman seperti sdaudara kembar. Bukan karena wajahnya yang mirip, karena wajhnya sih berbeda. Tapi karena seprti gula dasn semut. Ada Awan pasti ada Arman. Keduantya merupakan pujaan wanita. Tapi tak pernah dihiraukan katanya “cuek lempeng jaya saja”
Gossip sebagai anak kembar, masih dapat diterima. Tapi, karena seringnya mereka berdua dimanapun kapanpun juga makanya mereka juga tidak lepas dari gossip, bahwa Awan dan Arman katanya mempunyai hubungan yang lebih, dan menyukai sejenis. Bukan karena sribngnya bversama berdua, ditambah Awan dan Arman tidak memperdulikan perasaan wanita. Tapi ukan berarti mereka tidak akrab dengan wanita. Awan dan Arman memnag tipe orang yang ramah kepada semua wanita. Tapi siap-siap saja kecewa bila seorang wanita mempunyai perasan lebih.
Buktinay mereka berdua akrab dengan Isma. Mereka dapat ketawa ketiwi dan berdiskusi. Mereka semua satu tingkat dan berbeda kelas.
Isma berdiam sendiri di rang perpustakaan dan membuka buku dan hanya membolak-balikbuku yang ada di hadapannyatapi pikirannya melayang entah kemana. Ketika itu Isma masih menymbung lamunan bangku smbilannya di menengah pertama tentang pernyataan “Tuhan itu ada di sini di hati kita”. Dia mempertanyakan apakah benar Tuhan bersemayam dalam diri kita benarkah di dalam hati itu dzatnya atau apanya?
Banyak pertanyaan yang belum dan tidak terjawab. Dia sudah memasuki lamunan yang lain, bahwa kenapa dirinya selalu menjadi orangyang kedua. Isma berikir mungkin itu akibat dari namanya yang memakai kata Dwi yangberarti dua.
Pak Rudi dan Ningsih memberi nama dwi karena Isma anak ke dua setelah ”Iqro Sukron” yaitu anak lelaki anak pertama yang sering dikenal dengan sebutan “A Iqi”. Sebagaimana dengan Isma, pak Rudiu juga mempunyai arti tersendiri atas nama Iqro Sukron. Pak Rudi menerangkan bahwa nama Iqro adalah bentuk fiil Amr dariatau pola kata kerja bermakna perintah untuk membaca. Selain karena Iqro adalah wahyu pertama yang diterima Rasululah.
Menurutpak Rudi bahwa kesuksesan juga berawal dari sejauh mana kepandaian kita membaca, baik membaca peluang, membaca kehidupan, dan kalau membaca alfabet atau alifbata itu sudah jelas. Terus perlu diingat ketika kesuksesan telah diraih di tangan serkarang janganlah lupa untuk bersyukur kepada yang maha segala maha. Makanya duinamakan Iqro Sukron, bukan sukro makanya huruf “en” nya dibaca kalau tidak mau dikejar pake golok sama a Iqi.
Isma masih terus mengumpulkan bukti-bukti bahwa dirinyaselalu dinomorduakan. Sekarang Isma masih menjabat sebagai wakil ketua OSIS. A menabat posisi yang menurutnya dihilangkan pun tidak apa-apa.