Mohon tunggu...
Ramdhani Nur
Ramdhani Nur Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lebih sering termenung daripada menulis...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pencuri Kupu-Kupu

7 Juli 2012   09:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:12 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Kau boleh terus menuliskan diary itu sampai kita bertemu lagi nanti.”

Azizah tersenyum. Tanpa makna.

****

“Bawakan sisa kue di dapur untuk Aba-mu, Zie!”

“Iya, Ummi!”

Di ruang tamu, Aba terduduk. Melepaskan peci ke atas meja hingga telungkup tangannya leluasa merapikan rambutnya terayun ke arah belakang.

“Lekas betul acaranya?”

“Tak jadi ….”

“Hah! Bagaimana bisa begitu?”

“Entahlah. Tak guna rasanya Haji Ismail menyekolahkan anaknya itu jauh-jauh ke Jawa. Dibikinnya ia tak tahu cara membalas budi. Tak cukup dengan ‘tu, ia pun coreng wajah keluarganya di hadapan keluarga Haji Jafar dan semua tetamu yang hadir. Keterlaluan sekali. Iba aku lihat paras kedua keluarga itu.”

“Apa persoalannya?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun