"Hana ada apa? Kamu terlihat sangat gelisah hari ini? Apa kamu merasa gugup untuk tampil di depan banyak orang?".
"Aku merasa tidak percaya diri melihat teman-teman yang lain, mereka terlihat anggun dan cantik sedangkan aku terlihat biasa saja." Jawab Hana dengan sedih.
"Percaya pada dirimu sendiri Hana, Percayalah pada kemampuanmu! Tanpa kepercayaan diri kamu tidak akan berhasil atau  merasa bahagia. Jangan biarkan opini orang lain menenggelamkan dan mempengaruhi dirimu. Ingat itu!" Ucap Bu Diana menyemangati Hana.
Ucapan semangat dari Bu Diana membuat Hana merasa sedikit lega hingga tak terasa sekarang giliran Hana untuk naik ke atas panggung. Di depannya sudah ada ibu Hana, Kak Dimas, Aldi, teman-teman Hana, siswa lainnya, dan para guru. Dengan gugup Hana mulai menampilkan sesuai dengan apa yang dilatihnya dalam waktu yang singkat ini.
Musik berhenti menandakan tanda selesainya lagu, Hana terdiam dan semua orang terdiam, Hana menahan nafas begitupun yang lainnya.
Hana berbicara dalam hati kecilnya "Apa semua orang tidak menyukai penampilanku? Apa aku berbuat kesalahan? Kenapa semuanya terdiam?".
Ibu Hana menangis sambil bertepuk tangan untuk mengapresiasi penampilan anaknya yang sungguh hebat dan memukau padahal acara ini bukan ajang pencarian bakat tetapi rasanya begitu menyentuh hati semua orang. Semua orang bertepuk tangan dengan meriah dan meneriakan nama Hana, ia begitu terkejut melihat reaksi semua orang setelah melihat penampilannya dan merasa bangga pada dirinya sendiri bahwa ia telah berhasil mencoba sesuatu yang belum pernah ia tampilkan sebelumnya. Pagelaran pun telah selesai ditutup dengan penampilan Hana yang memukau dan membuat para penontonnya jatuh hati padanya. Hana menganggap penampilannya saat ini merupakan latihan untuk nanti jika ia tampil di panggung yang sebenarnya.
     2 bulan telah berlalu semenjak pagelaran tersebut, banyak yang tertarik dengan Hana setelah melihat video penampilannya yang diunggah oleh seorang siswa disana. Hingga pada suatu hari datang seseorang tak dikenal menuju rumah Hana. Terdengar ketukan pintu yang membuat ibu Hana segera berlari dari dapur untuk membuka pintu. Tampak seorang laki-laki dan perempuan yang berpakaian rapid an formal mengunjungi rumah Hana.
Salah satu dari kedua orang tersebut bertanya "Apakah benar ini rumah dari siswi yang bernama Hana Wulandari?".
Ibu menjawab "Iya betul saya ibunya Hana, mohon maaf dengan siapa dan darimana ya?".
"Kami perwakilan dari Universitas Seni ingin menyampaikan informasi mengenai beasiswa yang akan diterima oleh Hana, untuk lebih jelasnya bisa kita berbicara di dalam?".