"Semuanya ini aku Hana, apakah kalian baik-baik saja? Aku baik-baik saja selama kalian juga baik-baik saja. Aku harap surat ini tidak pernah sampai kepada kalian keluargaku tercinta. Jika surat ini sampai kemungkinan aku tidak berada di sisi kalian lagi. Maafkan aku ibu, maafkan aku Kak Dimas selama ini aku menjadi beban bagi kalian semua. Pada akhirnya aku akan menemui ayah di surga rasanya sungguh menyenangkan jika Hana bisa bertemu ayah disana. Untuk ibu dan Kak Dimas semoga kita bisa bertemu lagi di surga dan menjadi keluarga yang utuh. Aku sangat sedih jika harus menghentikan mimpiku di titik ini juga tapi aku senang sebelum waktu mengambil nyawaku, aku bisa mencapai mimpi terbesar dalam hidupku walaupun itu terjadi untuk yang pertama dan terakhir kalinya.
Oh iya apakah ibu masih mengingat Aldi? Dia sahabatku dari kecil, tolong sampaikan padanya ada hal yang tidak bisa aku ungkapkan selama ini bahwa aku menyukainya. Mungkin ini sedikit memalukan tapi aku tidak mempunyai waktu untuk itu. Aku sangat senang memiliki teman sepertinya dan aku berharap dia juga senang berteman denganku. Maaf jika aku tiba-tiba membahasnya karena dia adalah sosok yang tidak pernah aku temukan. Untuk Kak Dimas segeralah mencari kekasih, bagaimana bisa pria tampan sepertimu tidak memiliki kekasih. Carilah kekasih yang cantik sepertiku dan membuat kakak jatuh hati setiap melihatnya. Untuk ibuku tercinta jika pada suatu hari aku pergi dari dunia ini jangan terlalu bersedih menangisi kepergianku, lakukanlah hal yang ibu sukai bersenang-senanglah, karena aku akan selalu ada dan hidup di hati ibu.
Bolehkah aku meminta satu hal kepada kalian? Tolong jangan lupakan aku!".
     Setelah kepergian Hana, tentu hidup keluarganya tidak seperti dulu lagi, tetapi demi menjalankan keinginan terakhir Hana mereka berusaha untuk bisa kembali ke sedia kala. Aldi yang mendengar berita kepergian Hana begitu terpukul dan tidak menyangka seseorang yang dicintainya tiba-tiba pergi meninggalkan sebelum kisah cintanya dimulai.
      Pada akhirnya, sosok Hana yang ceria, pintar, dan baik hati harus menghilang dari pandangan semua orang. Bertahan hidup merupakan kata yang sulit untuk Hana lakukan, karena rasa sakit telah mengerogoti tubuhnya secara perlahan hingga akhirnya kata menyerah muncul di akhir hidupnya. Perjuangan Hana selama ini dalam memperjuangkan mimpi dan melawan penyakitnya patut kita apresiasi, karena pada usia yang masih muda ia mempunyai mimpi yang begitu besar dan tidak pernah menyerah untuk meraih mimpi serta mencoba untuk tidak memperdulikan penyakit yang dideritanya. Jika semesta mengatakan kita harus berhenti maka waktu juga akan berhenti.  Jangan pernah mengeluh dalam menghadapi rintangan hidup karena segala sesuatunya merupakan takdir dari Tuhan. Setiap detik yang kita lewati begitu berharga maka jangan pernah menyia-nyiakannya. Ungkapkan segalanya sebelum waktu merenggut segalanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H