Komponen bimbingan yang diutamakan adalah layanan konseling sepanjang masa studi. Pengumpulan data kerap dikaitkan dengan wawancara konseling, sejauh masalah yang dibicarakan menuntut hal itu, misalnya testing bakat khusus dalam kasus meninjau kembali pilihan program studi, atau testing menjelang pilihan suatu spesialisasi, atau testing kepribadian dalam kasus yang diduga menunjukkan aneka gejala neurotic. Komponen penempatan juga kerap dikaitkan dengan wawancara konseling, sejauh menyangkut penyusunan rencana masa depan, atau diwujudkan dalam pengelolaan berbagai pertemuan kelompok dalam pemantapan perencanaan karier. Komponen pemberian informasi muncul pada waktu-waktu tertentu, misalnya selama pekan orientasi studi atau pada waktu dijadwalkan ceramah umum tentang segi kehidupan. Kesempatan bagi para dosen penasihat akademik untuk berkonsultasi dengan konselor ahli tentang kasus mahasiswa tertentu seharusnya selalu tersedia.
C. Simpulan
Konsep bimbingan konseling SMA diharapkan dapat terlaksan di semua sekolah di Indonesia. Peran serta bimbingan konseling dalam bimbingan akademik, bimbingan karier dan bimbingan pribadisosial baik dengan cara preventif maupun cara kuratif di harapkan dapat mencerdaskan kehidupan bangsa dan membantu menciptakan manusia Indonesia seutuhnya serta membangun masyarakat Indonesia yang merupakan tujuan pembangunan nasional Indonesia. Harapan yang paling utama dengan pelaksanaan konsep bimbingan konseling SMA adalah siswa SMA mampu berperan positif dalam hidup bermasyarakat.
Daftar Pustaka
Ancok, Djamaludin, 2004, Psikologi Terapan, Yogyakarta: Darussalam.
Budiamin, Amin dan Setiawati, 2009, Bimbingan Konseling (Program
Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru Pendidikan
Agama Islam pada Sekolah). Jakarta Pusat.
Byrne, R.H., 1977, Guidance: A Behavioral Approach, Printed in the
United States of Amerika.
Faqih, A. R., 2001, Bimbingan dan Konseling Islam, Jogjakarta: UII