Mohon tunggu...
MIRANDA NASUTION
MIRANDA NASUTION Mohon Tunggu... Konsultan - Saya perempuan yang hobi menari. Saya anak ragil dari pasangan Alm. Aswan Nst dan Almh Tati Said. Saya punya impian menjadi orang sukses. Motto hidup saya adalah hargai hidup agar hidup menghargai Anda.

Tamatan FISIP USU Departemen Ilmu Komunikasi tahun 2007, pengalaman sebagai adm di collection suatu bank, dan agen asuransi PT. Asuransi Cigna, Tbk di Medan. Finalis Bintang TV 2011 oleh Youngth's management. Pimpinan Redaksi Cilik tahun 2002-2003 (Tabloid Laskar Smunsa Medan).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cincin Sakti Rajawali (Cerita anak)

27 November 2018   16:59 Diperbarui: 27 November 2018   17:12 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            "Kita harus mengikuti kemana pun ayah pergi."

            Ayah yang baru pulang kerja dan berkata, "Sayang sini kemari pangku ayah. Ada yang ayah bawakan untuk kamu." Binar menghampiri ayahnya dan duduk di pangkuan sang ayah. Ternyata sang ayah membawakan kue kesukaan sang anak. Puteri langsung memakannya sambil terenyum. "Putriku sayang, mengapa kamu tidak senang tinggal di rumah yang lebih bagus?" Binar terkejut dan menjawab, "Senang, pasti senang ayah."

            Istana begitu megah rakyat bersiap menyambut kehadiran anggota baru istana. Puteri Tari Mestika sedang mengandung seorang bayi lelaki. Binar di rumah binggung melihat orang-orang berkumpul di jalan. Dalam benaknya ada apa ini? Apa yang sedang mereka bicarakan. "Ibu, Ibu lihat ada banyak orang di jalan."

            "Tentu saja sayang. Begitu banyak orang di negeri ini. Mereka sedang menjalankan aktivitasnya." Binar enggak mau kalah, "Tapi lihat kemari dulu Ibu," Ibu pun datang menghampiri anaknya yang sedang melihat dari jendela. Kemudian pasukan berkuda pun datang melewati rumah mereka. "Itu kan Ayah. Ayah-Ayah Binar ikut." Pria berkuda di samping ayah Binar melihat ke arah Binar. "Mari kita ajak putrimu ikut. Dia itu putrimu kan?" Ayah puteri pun menjawab sumringah. "Benar."

            Di dalam istana Puteri Binar senang sekali. Dia pun ikut menunggu proses kelahiran putra mahkota. Sepuluh menit kemudian terdengarlah suara tangisan bayi. Puteri bahagia sekali. "Akhirnya pangeran lahir. Aku akan merawatnya."

""""

            "Kakak bajunya bagus sekali. Aku senang sekali."

            "Bagaimana kalau nanti kakak jahitkan lagi."

            "Boleh-boleh, asyiik, tetapi kakak jangan lupa beristirahat," pesan pangeran kepada kakaknya."

            "Anakku, cobalah untuk memikirkan dirimu sendiri. Sebenarnya kamu ini kan seorang puteri?" desak Ibu cemas.

            "Iya, Kak. Rakyat berbicara di sana, katanya puteri kurang pandai berdandan dan memilih pakaian untuk dipakai oleh dirinya sendiri. Mereka tidak tahu bahwa sudah banyak pakaian yang indah, yang telah kakak buat. Baju itu pun sangat sepadan dengan orang yang memakainya. Puteri sangat bagus dalam memilihkan model untuk seseorang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun