Ayah Binar terkejut, "Mengapa kamu memanggilnya, Ali?" Raja yang mendengar pengawalnya sedang berbincang dengan putri kecilnya langsung menanggapi. "Aaah, tidak apa. Anakmu pintar sekali. Putraku akan kuberi nama pangeran Aliuddin." Orang-orang di sekitar yang ada di lokasi syukuran atau orang-orang yang menghadiri acara senang sekali. mereka berpikir bahwa nama tersebut cocok dan merupakan nama yang bagus sekali.
      Sesampainya di rumah, ibu puteri mengajak anaknya untuk membersihkan diri, karena hari sudah sore. "Bagaimana kamu sudah dapat teman baru?" tanya Ibu berharap. "Tentu saja, sang pangeran kecil."
      "Apa? Maksud kamu yang baru lahir?"
      "Tentu saja Ibu. Aku akan menjadi kakak yang baik bagi pangeran Aliuddin."  Lantas puteri Binar pergi mandi bersama ibunya. Malam hari pun tiba, puteri yang masih berusia enam tahun datang ke pangkuan ibunya. Puteri merenggek minta diajari membaca.
      "Ini Budi," suara Ibu mulai mengajari.
      "Ii-ni Buu-di," Binar mengikuti.
      "Ini Wira."
      "Ini. Wira," lancar Binar mengikuti. "Bu apa kabarnya Wira ya?"
""""
(Flashback)
      "Ibu mengapa kita pindah?" tanya Binar sedih.