Puteri Binar Cahaya Mentari mengandung anak pertamanya. Bersamaan dengan itu, burung rajawali yang mereka pelihara, karena terinspirasi jin cantik, penjaga cincin, yaitu rajawali juga namanya semakin besar. Bulan berganti. Perut Binar semakin besar. Waktu melahirkan pun tiba.
      Puteri mengelus-elus perutnya. Puteri merasa waktu persalinan semakin dekat. Tanda-tandanya sudah muncul. Lalu, datanglah rajawali betina. Begitu pula rajawali jantan. Ketika itu pula, angin kencang datang. Sayap rajawali begitu lantang. Ketika rajawali berhasil mendarat, ketika itu pula Binar telah berhasil melahirkan seorang putra. Maka sudah barang tentu, Putra Wira dan Binar bernama Rajawali.
      Ibu dan ayah putri rajawali kecil mengucapkan selamat dan memberikan  hadiah. Melihat putranya sehat, kedua orang tua baru ini merasa bahagia tak terkira. Mereka memanjatkan syukur kepada Allah SWT. Mereka tidak lupa berterima kasih kepada orang-orang sekitar yang telah menunjukkan perhatiannya.
      Kedua orang tua Wira dan Binar datang. Tak ketinggalan raja dan ratu. Mereka tidak pernah lupa bahwa Binar dan ayahnya datang ketika pangeran Aliuddin dilahirkan.
Binar dan Wira merawat putranya dengan baik. Mereka melimpahkan kasih sayangnya. Mereka memperhatikan putranya, rajawali. Wira tak segan atau sungkan untuk turut menjaga putranya. Binar pun tak mau kalah, karena juga sering memberikan pendapat ketika Wira menceritakan suatu perihal kepada istri tercintanya.
""""
      Rajawali selalu bermain-main dengan burung rajawalinya. Setelah selesai bermain-main, rajawali menemanin ibunya menjahit. "Dari semua baju yang ibu jahit, banyak yang terjual. Mengapa ibu tidak coba kirim ke luar daerah," kata Rajawali dengan pintarnya. Puteri pun tercenggang. Dia merasa putranya berpikiran panjang. Padahal, putranya masih kecil.
      Rajawali berteman dengan putri kecil dari negeri jin. Suatu hari rajawali memanggil putri kecil. Lalu dia bertanya, "Bisakah kau membawaku ke berbagai daerah di negeri ini?" tanya Rajawali ragu.  "Ayo, kalau itu tidak usah kau tanyakan lagi." Tak beberapa lama kemudian mereka sudah di daerah lain. Putra Binar memandangi tradisi, terutama pakaian mereka. "Liha itu pangeran kecil betapa indahnya negeri ini," kata putri kecil. "Iya, kau benar. Negeri ini memang sangat indah."
      "Ini adalah anugerah yang harus dijaga," lanjut putri kecil. "Bukan hanya harus dijaga, tetapi juga harus dilestarikan," balas pangeran kecil. "Ayo kita turun. Kita harus memberikan pakaian ini kepada yang membutuhkan. Kita tidak boleh membuang waktu, agar kita bisa cepat pulang dan tentu saja supaya pekerjaan kita untuk membagikan pakaian segera selesai," lanjut Rajawali.
      "Rajawali tenang saja ini baru hari pertama dari pekerjaan kita."
      "Benar-benar. Aku pun sependapat dengan itu. Kita punya misi untuk mengembangkan karya ibuku. Oh ya, apa kau tidak kaku atau binggung ketika memanggilku?"