Mohon tunggu...
MIRANDA NASUTION
MIRANDA NASUTION Mohon Tunggu... Konsultan - Saya perempuan yang hobi menari. Saya anak ragil dari pasangan Alm. Aswan Nst dan Almh Tati Said. Saya punya impian menjadi orang sukses. Motto hidup saya adalah hargai hidup agar hidup menghargai Anda.

Tamatan FISIP USU Departemen Ilmu Komunikasi tahun 2007, pengalaman sebagai adm di collection suatu bank, dan agen asuransi PT. Asuransi Cigna, Tbk di Medan. Finalis Bintang TV 2011 oleh Youngth's management. Pimpinan Redaksi Cilik tahun 2002-2003 (Tabloid Laskar Smunsa Medan).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cincin Sakti Rajawali (Cerita anak)

27 November 2018   16:59 Diperbarui: 27 November 2018   17:12 353
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Hari di mana Wira sudah mendapatkan kelulusannya menjadi pengawal raja. Ibu Wira menangis menyaksikan kepergian puteranya ini. Adik Wira pun ikut menangis, sedangkan ayah Wira hanya menahan haru di hatinya.

""""

            "Kakak, aku berterima kasih karena kamu sudah menjadi kakak yang baik."

            "Tidak apa-apa, adikku."

            "Kakak, kamu pintar sekali menjahit."

            "Iya, terima kasih dan ini semua karena ibu yang mengajarkannya padaku."

            "Kakak mengapa kamu tidak mau menerima gelar puteri yang dianugerahkan ayahanda?"

            "Adikku sayang setiap manusia itu sama, tetapi yang membedakannya adalah ketaqwaannya." Teringatlah puteri masa-masa ketika pangeran baru dilahirkan.

            Kelahiran pangeran Aliuddin sudah berjalan 30 hari. Maka, orang-orang di istana sedang bersiap-siap untuk acara syukuran. Acara ini adalah salah satu ajaran agama. Acara ini juga membuat rakyat bisa bertemu dengan calon pemegang tahta. Rakyat berharap raja akan memiliki penerus yang tepat. Penerus yang mencintai rakyat dan mumpuni.

             Rakyat mendengar calon pemegang tahta, yang baru lahir sering menangis dan sekaligus tersenyum. Katanya jika seorang bayi tersenyum, ada seorang malaikat yang datang dan menyapa. "Ibu, aku senang sekali. Sekarang aku sudah seperti puteri," puteri Binar sedang mencoba pakaian yang baru selesai dijahitkan Ibu. "Aku ingin pandai menjahit seperti Ibu, nanti kalau aku sudah besar." Ibu Binar menyahut dan membalas ucapan anaknya, "Kalau begitu kamu harus rajin belajar dan memperhatikan Ibu mulai dari sekarang." Puteri Binar yang dirindukan Wiraa pun berujar, "Baik, Bu. Ibu, ternyata pakaian ini bagus sekali."

            Binar pun memakai pakaian yang dijahitkan ibunya itu ketika acara syukuran pangeran kecil. Sudah barang tentu Binar terlihat cantik sekali. Binar ditemani ayahnya ke istana. Pangeran yang dalam gendongan ratu, diperhatikan oleh Binar. Tak sengaja gadis kecil ini memanggil pangeran dengan sebutan Ali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun