Mohon tunggu...
Ratih R. Kai
Ratih R. Kai Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup itu pendek. Seni itu panjang. Agama itu dalam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Romantisme yang Mengapung

7 Agustus 2012   13:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:07 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Tapi sorot matamu bicara lain, Ning. Kau kelihatan meyimpan rahasia dariku," kata Karno.

"Ahhh, cuma perasaanmu saja mas. Aku ini tidak apa-apa kok. Oya, kapan-kapan ajak Mbak Santi main kerumahku," jawab Haning.

"Iya, lain waktu," jawab Karno singkat.

"Sudah semakin siang mas, aku harus balik sekarang. Kapan-kapan mampirlah kerumahku," kata Haning.

Karno mengangguk.

"Tunggu, Ning. Aku hanya ingin kamu tahu. Aku akan terus menjagamu sampai kapanpun. Sama seperti masa kecilmu, hingga sekarang. Aku akan terus menyayangimu sebagai adikku," kata Karno.

"Terima kasih mas,' jawab Haning seraya pergi dari hadapan Karno.

Karno tak melepas tatapannya hingga menyadari Haning sudah tak ada disana lagi. Ia meyakini sepupunya itu sedang menyimpan sesuatu darinya. Tapi, entahlah.

***

Malam yang Haning inginkan tiba. Begitu Solikhin pulang kerja, ia menyambutnya dengan kecupan mesra.

"Lama sekali mas," tanya Haning merajuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun