Mohon tunggu...
Ratih R. Kai
Ratih R. Kai Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hidup itu pendek. Seni itu panjang. Agama itu dalam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Romantisme yang Mengapung

7 Agustus 2012   13:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:07 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ning, apa kau tak rindu pada orang tuamu?" tanya Karno pelan.

Haning terdiam. Bimbang ingin menjawab apa. Banyak pertanyaan yang bergumul dalam benaknya.

"Kenapa Mas Karno ingin aku pulang?" tanya Haning.

"Apa kau yakin kau akan bahagia dengan pernikahanmu bersama Solikhin yang katanya pengusaha itu?" tanya Karno kembali.

"Iya, aku bahagia mas," jawab Haning berusaha menutupi keadaan yang sebenarnya.

Tapi Karno bukanlah lelaki bodoh yang tak bisa membaca sinar mata sepupunya itu. Haning adalah anak pakdhenya. Mereka masih terikat keluarga. Haning anak perempuan satu-satunya. Dari kecil Karno sangat perhatian pada Haning. Bahkan ketika dirinya sudah resmi menikah dengan Santi. Perhatiannya pada Haning tak pernah berkurang. Hingga Santi kadang menyimpan kecemburuan.

"Tenanglah dik, Haning itu hanya sepupuku. Perhatianku padanya hanya sebatas seorang kakak pada adiknya," kata Karno menjelaskan pada Santi waktu istrinya itu menanyakan soal hubungannya dengan Haning.

"Apa aku bisa percaya padamu, Mas Karno?" tanya Santi.

"Percayalah dik, di sini ( sambil meletakkan tangan santi di dadanya ) hanya ada dirimu seutuhnya," jawab Karno.

Perempuan mana yang tak suka dengan jawaban seperti itu. Keduanya larut bersama hembusan angin malam. Santi tenggelam dalam pelukan Karno malam itu.

Kini Karno kembali bertemu dengan sepupunya itu. Tiga bulan ia tak pernah melihat batang hidung Haning. Karena Haning hidup terpisah dari keluarga. Hidup di rumah lain bersama Solikhin, suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun