Harika terdiam. Air mata mulai turun membasahi pipinya. Sekarang dia paham kenapa dulu Ayahnya memilih Ibunya untuk menjadi pendamping hidup. Hatinya bersih. Tetap bersih bahkan ketika seseorang yang sangat dia cintai dirampas dari hidupnya.
"Ma, apa Mama tak pernah merindukan Papa?"
"Merindukan orang yang tak pernah meninggalkan kita? Setiap kali Mama melihat kamu, Mama melihat Papa ada di dalam dirimu, Nak."
Warisi aku sedikit saja kebesaran hatimu, Ma. Ajari aku untuk menjadi sekuat dirimu. Ilmu ikhlasmu rasanya tak mungkin dimiliki seorang manusia. Hanya malaikat yang bisa memiliki hati sepertimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H