"Kenapa akhirnya kamu memilih menjadi Psikolog? Bukannya sejak dulu kamu bercita-cita menjadi seorang pengacara?"
"Kalau aku sekarang menjadi seorang pengacara, apa mungkin aku menyembuhkan luka batinmu, Keajaiban?"
"Karena aku?"
"Iya, karena kamu." Jawab Atlanta sambil menatap Harika dalam-dalam.
"Keajaiban, satu hal lagi yang aku mau kamu tahu. Tante pasti sangat menyayangimu. Lukanya kehilangan seorang suami, penyeimbang hidupnya, bahkan lebih dalam dari luka batinmu. Dia bahkan semakin terluka melihat kondisimu."
"Lalu kenapa Mama minta aku memaafkan Om Tyo?"
"Saranku, kalau nanti kamu pulang, cobalah bertanya langsung pada Tante. Beri dia kesempatan untuk menjelaskan apa yang dia pikirkan."
Atlanta benar. Aku bahkan nyaris menutup diriku pada Mama sejak kematian Papa. Setiap kali aku pulang, aku hanya sibuk dengan diriku. Aku bahkan nyaris kehilangan rasa hormatku pada Mama.
"Sudah ketemu Romo, Nak?" Sambut Nurli ketika Harika baru tiba di rumah.
"Belum, Ma. Harika sengaja langsung ke rumah."
"Kamu sakit?" Tanya Nurli cemas.