"Ka.... Tunggu!" Kejar Atlanta.
Harika tak bergeming. Dia malah mempercepat langkahnya. Pantas saja dulu dia menjadi anggota Paskibra. Langkahnya begitu panjang. Batin Atlanta.
"Kamu cemburu? Kenapa tak pernah bilang?"
Harika hanya diam. Sekarang dia terlanjur ada di dalam lift berdua dengan Atlanta. Hanya berdua.
"Aku yakin kamu dengar apa yang barusan aku ucapkan. Aku tak perlu mengulang, bukan?"
"Maksudmu?" Harika balik bertanya.
"Kamu cemburu pada Anggi? Dia sepupuku. Anak Tanteku. Mamanya dan Mamaku bersaudara kandung." Atlanta menjelaskan.
"Kamu tak perlu jelaskan apa pun. Siapa Anggi itu tak penting untukku."
"Kamu cemburu sama sepupuku? Bahkan ketika aku sudah menjaga hatiku untukmu sejak kita masih sekolah?"
Harika hening. Dadanya sesak, seperti ada ombak beradu di dalamnya. Seperti inikah cinta? Kenapa setelah sekian tahun Atlanta baru berani berkata jujur?
"Keajaiban, kamu mau aku antar pulang atau kita masih bisa ngobrol sebentar di coffee shop seberang gedung?"