Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Fiksi Kuliner] Kapurung Merah Jambu

6 Juni 2016   20:48 Diperbarui: 6 Juni 2016   21:21 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari gosulsel.com

Saya pun masuk mengekori langkah Febri.

Saya sudah pernah mencicipi salah satu makanan khas dari daerah Sulawesi Selatan itu. Adonan sagu yang diberi kuah sayur bening dan ikan. Rasanya memang enak dan yang pasti sehat. Tapi saya belum pernah melihat langsung proses “peracikannya”.

Saya sepertinya mesti mengurungkan niat sebentar lagi. Tadi niatnya mau mengajak Tisa jalan ke tempat romantis. Mumpung honor pemuatan cerpen di salah satu majalah lokal baru saja cair dan setiap hari kamis, kami sama-sama free mata kuliah. Entahlah. Sepertinya sebuah kebetulan yang sudah diatur Tuhan. Padahal saya di jurusan eknik elektro dan dia matematika.

Aroma ikan masak dengan bumbu kunyit yang strong langsung menyapa indra penciuman begitu kami melewati ruang tamu menuju ke dapur.

"Hera kuliah ya?" saya bertanya.

"Iya, Kak. Dari pagi tadi."

Sesampainya di dapur tercium aroma wangi yang lain. Tisa sedang menyangrai setumpuk kacang tanah.

"Wah, enak nih," saya berseru begitu melihat pemandangan itu.

  "Kamu, Do!" Tisa menoleh sebentar melanjutkan kembali kegiatannya mengaduk-aduk kuali berisi kacang tanah itu.

Tisya memakai kaos abu-abu berlengan pendek. Rambut lurus sebahunya dikuncir ke atas, memamerkan leher jenjangnya yang mulai bertabur keringat. Tapi dia justru kelihatan manis dengan penampakkan seperti itu.

Pada tungku kompor yang lain aku melihat panci ikan tanpa penutup dengan kuah kuning mendidih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun